Bertumbuh bersama melalui firman Tuhan dan rasakan pengalaman berjalan bersama Tuhan setiap hari
Kamis, 31 Agustus 2023
Rabu, 30 Agustus 2023
Selasa, 29 Agustus 2023
Senin, 28 Agustus 2023
Minggu, 27 Agustus 2023
Sabtu, 26 Agustus 2023
Jumat, 25 Agustus 2023
Terkecoh Arus
Bacaan: ULANGAN 8:11-20
"Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini." (Ulangan 8:17)
Seorang teman menceritakan pengalamannya saat berenang di sebuah pantai. Kondisi air begitu tenang sehingga ia begitu mudah berenang mengarungi pantai itu. Merasa hebat, timbul keinginannya untuk berenang lebih jauh lagi. Kali ini ia berniat berenang menjauhi teluk menuju lautan lepas. Ia pun berhasil mencapainya. Tetapi waktu ia memutuskan untuk berenang kembali menuju pantai, ternyata ia susah payah bergerak maju. Ia baru sadar telah dikecoh oleh arus air. Ternyata apa yang membuatnya berenang menjauhi pantai dengan mudah bukanlah kekuatannya, melainkan arus air yang tidak dilihatnya.
Jangan terkecoh arus. Inilah peringatan Musa kepada bangsa Israel yang sebentar lagi akan memasuki negeri Kanaan. Musa mewanti-wanti agar mereka tidak lupa diri dengan menganggap semua pencapaian itu adalah hasil kekuatan mereka. Mereka harus selalu ingat bahwa semua itu pemberian Tuhan semata. Jika mereka terkecoh arus kenyamanan kemudian melupakan Tuhan, berubah tinggi hati, dan mengikuti allah lain, mereka pasti binasa (ay. 19-20).
Disadari atau tidak, ketika kehidupan berjalan seolah tanpa masalah, serba lancar, dan aman-aman saja, jika tidak diwaspadai situasi ini berpotensi mengubah hati kita. Bak "arus air" yang tidak nampak namun dapat membawa kehidupan kita jauh dari Tuhan. Bahaya "arus kenyamanan" inilah yang disadari penulis kitab Amsal sehingga dalam doanya ia memohon, "Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku" (Ams 30:8-9). --SYS/www.renunganharian.net
DALAM SETIAP PENCAPAIAN, INGAT BAHWA TUHANLAH
YANG MEMBERI KEKUATAN UNTUK MEMPEROLEH SEMUANYA.
Kamis, 24 Agustus 2023
Rabu, 23 Agustus 2023
Selasa, 22 Agustus 2023
Hidup Seturut Kehendak Tuhan
Ayat Renungan:
Efesus 5: 15-16, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”
1 Korintus 10: 23, “Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.”
Kita punya waktu hidup yang terbatas di dunia. Orang-orang hanya akan hidup di dunia dalam waktu rata-rata 72 tahun atau 26.000 hari. Kita mungkin berpikir bahwa kita masih punya banyak sisa masa hidup, tetapi jika kita berusia di atas 27 tahun, kita sudah melewatkan sebanyak 10.000 hari. Hari yang sudah berlalu tidak akan bisa kembali, yang bisa kita lakukan hanyalah menjalani waktu yang tersisa di depan.
Di dalam Efesus 5: 15-16 disampaikan, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Apakah kita sudah memperhatikan cara hidup kita? Kita sering mendengar bahwa waktu adalah hidup. Jadi penting untuk kita bertanya, “Apakah aku sudah menggunakan waktu dengan baik?”
Paulus menyampaikan pesan pagi ini untuk membantu kita membuat pilihan yang tepat dalam hidup. Dia menegaskan kepada kita supaya kita berhati-hati dengan bagaimana kita berpikir dan bertindak. Dan dia juga meminta kita untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Tanpa kita sadari, kita mungkin sering menyia-nyiakan waktu dan energi kita untuk mengejar sesuatu yang sia-sia tanpa memikirkan apa kehendak Allah atas hidup kita. Kita harus mempertimbangkan setiap pilihan kita "apakah berguna untuk membawa kita kepada kehendak Tuhan atau justru menghalangi tujuan Tuhan terjadi atas kita".
1 Korintus 10: 23 menyampaikan, “Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.” Menonton Netflix sepanjang hari memang tidak dilarang, tetapi pilihan itu bisa jadi bukan yang terbaik untuk penggunaan waktu kita. Tuhan mau kita berjalan dengan bijaksana sehingga kita bisa menikmati setiap manfaat luar biasa dari janji Tuhan yang ingin Dia genapi atas hidup kita. Mari berkomitmen untuk mendedikasikan waktu kita setiap hari untuk mengejar kehendak Tuhan atas kita.
Action: Buat daftar prioritas yang bisa kamu lakukan setiap hari, minggu maupun bulan. Mulai singkirkan hal-hal yang kurang penting, yang justru merampas waktumu dan menghalangimu untuk mengerjakan hal-hal yang jauh lebih penting.
Ayat Hafalan: Roma 12: 11, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”
Sumber: Jawaban.com
Senin, 21 Agustus 2023
Minggu, 20 Agustus 2023
Sabtu, 19 Agustus 2023
Jumat, 18 Agustus 2023
Kamis, 17 Agustus 2023
Rabu, 16 Agustus 2023
Di Balik Kebetulan
Bacaan: RUT 2:1-7
Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. (Rut 2:3)
Rut mengalami sebuah peristiwa yang unik. Demi mendapatkan sedikit makanan untuk hidup bersama Naomi, ia siap berlelah-lelah mencari sisa-sisa bulir gandum yang tercecer di sebuah ladang. Ladang milik siapa? Rut pun tidak tahu sebelumnya. Baru ketika ia bertemu dengan Boas, tahulah Rut bahwa ladang itu milik Boas. Kalimat yang menarik di ayat yang kita baca adalah, "kebetulan ia berada di tanah milik Boas" (ay. 3). Rut tidak merencanakan sebelumnya untuk pergi ke ladang Boas. Rut hanya mencari belas kasihan di ladang seseorang agar diizinkan memungut ceceran bulir gandum, itu saja rencana awalnya.
Bagi kita, tentu ada banyak hal yang terjadi secara kebetulan di luar rencana kita. Begitulah mungkin kita melihat tentang peristiwa yang dialami Rut. Siapa yang menyangka jika akhirnya Rut menjadi istri Boas? Namun seperti apa pun perspektif kita tentang sebuah peristiwa, apa yang nampak sebagai kebetulan, ternyata Tuhan sedang bekerja di baliknya. Tuhanlah yang menempatkan Rut dalam ladang Boas, bahkan berjumpa dengan Boas sendiri.
Dari kisah pertemuan Rut dan Boas ini kita diingatkan bahwa apa yang kita anggap sebagai suatu kebetulan, sebenarnya bukanlah suatu kebetulan (peristiwa tanpa sebab), tetapi Tuhan memang sedang mengerjakan sesuatu dalam hidup kita (bdk. Rm 8:28). Oleh karena itu, kiranya dalam setiap rencana, kita meminta pimpinan Tuhan. Dengan demikian, apa pun peristiwa yang kita alami kita dapat belajar memahami kehendak Tuhan. --SYS/www.renunganharian.net
BAHKAN DI BALIK SETIAP "KEBETULAN-KEBETULAN" YANG KITA ALAMI PUN
TUHAN BEKERJA UNTUK MENYATAKAN KEHENDAK-NYA.
Selasa, 15 Agustus 2023
Senin, 14 Agustus 2023
Minggu, 13 Agustus 2023
Sabtu, 12 Agustus 2023
Menyimpan Bom Waktu
Bacaan: MATIUS 18:21-35
"Demikian juga yang akan diperbuat oleh Bapa-Ku yang di surga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." (Matius 18:35)
Banyak orang bisa berkata maaf. Banyak orang mudah berkata tidak apa-apa, lupakan saja. Dibandingkan anak-anak, orang dewasa cenderung lebih sulit untuk mengampuni. Sebagian besar orang dewasa masih menyimpan rasa kesal, jengkel, dendam setelah meminta maaf dan memaafkan orang lain. Kenyataan memang tidak semudah itu. Luka batin, perasaan dikecewakan atau dibohongi, pengalaman ditinggalkan seorang yang terkasih, keteledoran orang lain sering kali membuat hati sangat sulit melepaskan pengampunan. Kesalahan-kesalahan yang terjadi masih saja terpatri di benak hati.
Sebagai anak Tuhan kita perlu meminta Roh Kudus untuk memimpin kita dan mengubah cara pandang kita dalam mengampuni kesalahan orang lain. Yohanes 8:12 mengingatkan saat kita lupa akan standar pengampunan yang diperintahkan Tuhan. Tuhan menegur kita bahwa kita harus hidup sebagai terang, termasuk dalam hal mengampuni orang lain. Setiap orang yang mengaku mengikut Tuhan, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan memiliki terang hidup.
Menyimpan kesalahan orang lain sama dengan menyimpan bom waktu. Hati kita bisa menjadi pahit, tidak murni dalam mengasihi, dan sewaktu-waktu bisa melukai orang-orang di sekitar. Adakah saat ini kita menyimpan kesalahan-kesalahan orang lain? Pertimbangkanlah hal ini: Menyimpan kesalahan bukanlah sebuah solusi. Hal itu akan semakin melukai hati. Ketika seseorang berbuat kesalahan, mari belajar memberikan pengampunan dan tidak menyimpan kesalahannya. Sebagaimana Paulus dalam 1 Korintus 4:12b-13a menulis, "Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah." --YGP/www.renunganharian.net
MENYIMPAN KESALAHAN ORANG LAIN SAMA DENGAN MENYIMPAN BOM WAKTU.
Jumat, 11 Agustus 2023
Iman Tidak Sembrono
Bacaan: KELUARAN 2:1-10
... sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, ... diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil. (Keluaran 2:3)
Begitu mendapat gaji, seorang pemuda sudah langsung menghabiskan hampir separuh gajinya. "Boros sekali, " komentar temannya, "Begini caranya bagaimana kau nanti memenuhi kebutuhan menjelang akhir bulan?" "Tenang saja, " jawab pemuda itu dengan santai. "Aku beriman Tuhan pasti mencukupkan kebutuhanku." "Bagus kita beriman, tetapi kau harus mengerti iman tidak sembrono, " nasihat temannya.
Iman tidak sembrono. Bukan berarti karena percaya kepada Tuhan, kita bisa melakukan tindakan sekehendak hati dan tanpa pikir panjang. Faktanya, iman yang benar justru penuh pertimbangan. Contoh iman yang benar dapat kita lihat dari pengalaman Yokhebed. Tidaklah dapat lagi ia menyembunyikan bayinya sesudah tiga bulan lamanya. Bayi sudah bertumbuh besar. Maka Yokhebed meletakkan bayi itu dalam sebuah peti pandan, lalu menaruh peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil (ay. 3). Tampaknya sembrono, tetapi sesungguhnya, tindakan tersebut berasal dari pemikiran yang matang. Saat bayi ditaruh ialah saat putri Firaun mandi (ay. 5). Pula Yokhebed menempatkan Miryam, kakak si bayi sebagai penjaga (ay. 4). Apabila nanti arus sungai membahayakan si bayi, si kakak segera datang menolong.
Tuhan membekali kita manusia dengan akal budi untuk menimbang setiap tindakan yang hendak kita lakukan. Maka jangan lagi kita bertindak sekehendak hati (seperti pemborosan, kebut-kebutan atau makan berlebihan), mengira tidak ada akibat buruk terjadi karena kita beriman kepada Tuhan. Selalu ingat iman tidak sembrono, sebaliknya, penuh pertimbangan. Walaupun berkata, "Aku beriman kepada Tuhan, " konsekuensi akan kita tanggung apabila tindakan kita selalu sembarangan. --LIN/www.renunganharian.net
KITA BERIMAN TUHAN MAMPU MELAKUKAN SEGALANYA, NAMUN BUKAN BERARTI KITA MELAKUKAN SEGALANYA SECARA SEMBARANGAN.
Kamis, 10 Agustus 2023
Rabu, 09 Agustus 2023
Selasa, 08 Agustus 2023
Senin, 07 Agustus 2023
Hancur, Tapi Tidak Binasa
Bacaan Hari ini:
Yesaya 43:2 “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.”
Anda akan mengalami masa-masa sulit dan kehilangan dalam kehidupan. Mengapa? Sebab tidak ada pertumbuhan tanpa perubahan; tidak ada perubahan tanpa kehilangan; tidak ada kehilangan tanpa rasa sakit; dan tidak ada rasa sakit tanpa kesedihan.
Selama 27 tahun, saya berdoa setiap hari agar Tuhan menyembuhkan penyakit mental putra saya. Selama hidupnya, Matthew menjalani kehidupan yang begitu menyiksa dan menyakitkan. Kami sudah pergi ke dokter terbaik di negara ini dan sudah mendapatkan pengobatan yang terbaik. Ada ribuan orang yang mendoakan anak kami. Kami mempunyai keluarga yang kuat dan suportif yang penuh dengan iman.
Namun, doa saya untuk kesembuhan Matthew tidak pernah terkabul di Bumi. Tapi saya yakin dan percaya dia telah disembuhkan begitu dia masuk ke dalam hadirat Tuhan di surga. Tetapi kenapa tidak di sini? Mengapa dia harus begitu menderita di dunia? Itu tidak masuk akal.
Setelah Matthew meninggal, saya menulis dalam jurnal saya, "Saya lebih suka berjalan dengan Tuhan tanpa satu pun pertanyaan saya terjawab daripada harus menjalani hidup tanpa Dia dan mengetahui semua jawabannya."
Setiap kali kita mengalami suatu kehilangan yang begitu dahsyat, biasanya kita segera mencari sebab atau alasan atau penjelasan: Mengapa dia meninggalkan saya? Mengapa saya kehilangan pekerjaan? Mengapa saya terkena kanker? Mengapa, mengapa, mengapa?
Ketika terluka, penjelasan tidak akan membantu. Anda tidak butuh penjelasan. Anda butuh Tuhan. Anda membutuhkan penghiburan dan kehadiran-Nya.
Allah berfirman, “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau” (Yesaya 43: 2).
Api tidak akan menghanguskan Anda karena Tuhan menyertai Anda dalam kesakitan dan kesedihan Anda.
Apabila orang terdekat Anda tiba-tiba besok tiada, mengetahui alasannya tidak akan mengurangi rasa sakit Anda sedikitpun. Jadi, berhentilah mencari penjelasan. Anda tidak membutuhkannya!
Tuhan tidak menjanjikan akan memberikan penjelasan mengapa segala sesuatu terjadi di dunia ini. Tetapi bagi setiap orang yang percaya pada-Nya, Dia berjanji tidak akan membiarkan mereka melewati setiap kesedihan sendirian.
Renungkan hal ini:
- Pertanyaan apa yang terus-menerus Anda tanyakan kepada Tuhan yang tak kunjung terjawab? Setelah membaca renungan hari ini, apa yang akan Anda lakukan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut?
- Bagaimana Tuhan memperlihatkan kepada Anda bahwa Dia berada dekat dengan Anda?
- Renungkan bagaimana Tuhan membantu Anda melewati kehilangan dan rasa sakit di masa lalu. Bagaimana pemeliharaan Tuhan tersebut membantu Anda untuk percaya bahwa Dia akan juga menyatakan kasih karunia dan kasih setia-Nya kepada Anda di masa depan?
Anda mungkin hancur, tetapi Anda tidak akan binasa, karena Tuhan selalu menyertai Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
NB: Matthew adalah anak dari Rick Warren yang mengalami depresi sejak kecil dan akhirnya bunuh diri pada tahun 2013 dalam usia 27 tahun.
https://news.detik.com/internasional/d-2213453/anak-pendeta-ternama-amerika-serikat-bunuh-diri
Minggu, 06 Agustus 2023
Tidak Minder Lagi
Bacaan: YAKOBUS 2:1-13
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. (Yakobus 2:1)
Seorang pria paruh baya yang datang dari kampung merasa minder saat hendak mendampingi anaknya yang akan diwisuda di salah satu hotel di kota besar. Ia membayangkan akan bertemu orang-orang hebat, bahkan kabarnya akan ada wali kota yang akan hadir juga. Namun, saat di lokasi rasa rendah dirinya mendadak sirna, justru karena perlakuan baik dari pejabat daerah yang menerimanya dengan ramah. "Sejak itu kepercayaan diri saya muncul saat bertemu dengan siapa saja, semua dimulai dari perlakuan pejabat daerah yang sangat baik dan berkesan, " ujarnya saat bercerita kepada saya.
Orang yang mengaku percaya kepada Kristus seharusnya menjadi pribadi yang mengerti cara memperlakukan sesama. Setidaknya, harus berbeda dengan "cara dunia", yang kerap memandang muka dalam memperlakukan orang lain. Kondisi yang juga nampak pada zaman para rasul, sehingga Yakobus perlu mengingatkan agar umat Allah jangan memperlakukan orang lain berdasarkan status sosial atau ekonomi mereka (ay. 2-3). Rasa hormat maupun perlakuan yang baik, seharusnya diterapkan pada semua orang, tak hanya bagi mereka yang kaya, terpandang, atau berpengaruh!
Membiasakan diri untuk memperlakukan sesama dengan sebaik mungkin, dapat membawa kita pada pengalaman yang mengejutkan. Mungkin pengalaman pria paruh baya pada ilustrasi hari ini dapat pula kita alami. Kalau sampai hal itu terjadi, karena kita menerapkan firman Allah, bukankah hal itu akan sangat membahagiakan karena kita dipakai untuk mengubah hidup orang lain dengan cara yang sederhana? --GHJ/www.renunganharian.net
PERLAKUAN KEPADA SESAMA MENUNJUKKAN SEJAUH MANA KASIH ALLAH BEKERJA DALAM DIRI KITA.
Sabtu, 05 Agustus 2023
Jumat, 04 Agustus 2023
Kamis, 03 Agustus 2023
Rabu, 02 Agustus 2023
Selasa, 01 Agustus 2023
Buka Telingamu!
Bacaan: YAKOBUS 1:19-27
Saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab kemarahan manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. (Yakobus 1:19-20)
Ada nasihat, "Janganlah mengambil keputusan ketika kamu sedang marah!" Ketika sedang emosional (marah) akan menghalangi seseorang untuk bisa berpikir dengan jernih, akibatnya keputusan yang dihasilkan tidak tepat sasaran, atau bahkan bisa melahirkan persoalan baru.
Yakobus terlebih dahulu mengingatkan bahwa hidup kita adalah pemberian Allah. Kesadaran ini akan melahirkan sebuah sikap hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Yakobus menggunakan pengalaman keseharian yang bisa dengan mudah kita pahami, yaitu tentang "cepat mendengar" yang artinya membuka telinga dan pemahaman selebar-lebarnya; "lambat berkata-kata" artinya membuka cakrawala berpikir sedalam-dalamnya; "lambat untuk marah" artinya mengolah emosi. Orang yang cakap mendengar adalah orang yang mampu berpikir, mengelola dan mencerna informasi dengan bijaksana. Dari sana akan terlahir respons yang bijaksana pula. Namun fakta yang terjadi adalah sebaliknya. Kita cenderung tergesa-gesa untuk bertindak, enggan mendengarkan terlebih dahulu dan menggunakan akal budi. Akibatnya, kita menjadi emosional, marah-marah dan mencari kambing hitam atas persoalan yang sedang kita hadapi. Padahal sudah jelas, Yakobus berkata orang yang sedang dirundung amarah adalah orang yang tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
Lalu, apakah kita tidak boleh marah? Marah adalah bagian dari hidup manusia, Yakobus menggunakan frasa "lambat untuk marah", artinya sisi kemanusiaan seseorang diberi tempat. Namun janganlah "marah" menjadi prioritas pilihan kita. Prioritas pilihan kita tetap pada yang utama, yaitu "hendaklah cepat untuk mendengar". Oleh karenanya mendengar adalah sebuah sikap batin manusia yang perlu dilatih dalam terang sabda Tuhan. --LBG/www.renunganharian.net
MENDENGAR, BERPIKIR, MENGELOLA EMOSI ADALAH TIGA KUNCI UNTUK BERSIKAP TEPAT DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN.