Jumat, 04 November 2011

MENJAGA MULUT


Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan (Amsal 15:2)


   Saya sedang berjalan di terowongan kereta api bawah tanah di Minsk, Belarus bersama teman saya, Yuliya dan  putrinya, Anastasia, ketika tiba-tiba saya jatuh terjerembab ke lantai beton yang kotor. Saya tidak ingat bagaimana saya bisa jatuh, tetapi saya masih ingat ketika tiba-tiba mulut saya dipenuhi dengan tanah, pasir dan kerikil halus, Duh! Secepat mungkin saya keluarkan semua kotoran itu dari mulut saya!

   Saya tidak menyukai apa yang masuk ke dalam mulut saya pada peristiwa yang memalukan itu. Namun, Kitab Suci mengajarkan bahwa jauh lebih penting untuk menjaga apa yang keluar dari mulut kita. Ketika penulis Amsal 15 berkata bahwa “mulut orang bebal mencurahkan kebodohan” (ayat 2), kata asli yang diterjemahkan menjadi mencurahkan sebenarnya memiliki arti “meledak keluar”. Tuduhan yang gegabah, kata-kata amarah, dan penghinaan kasar dapat meninggalkan luka hati yang sangat dalam dan menetap seumur hidup. Paulus menyatakannya dengan blak-blakan: “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu” (Efesus 4:29) --- jangan ada kata-kata yang tidak senonoh. Palulus juga berkata, “buanglah dusta” dan “berkatalah benar” (ayat 25) --- jangan ada kebohongan. Lalu, “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu” (ayat 31) --- jangan mencoreng reputasi orang lain. Apa yang keluar dari mulut kita haruslah hal-hal yang bermanfaat dan membangkitkan semangat orang lain.

   Dengan hati-hati, kita menjaga apa yang masuk ke dalam mulut kita, dan itu sudah sepatutnya. Untuk memuliakan Allah, mari kita juga menjaga dengan ketat kata-kata yang keluar dari mulut kita.


Tuhan, tolong kami mengendalikan lidah kami,
Untuk memurnikan apa yang kami ucapkan,
Untuk mengucapkan kata-kata yang membangun,
Untuk memuliakan-Mu hari ini


Disalin dari renungan Santapan Rohani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar