Rabu, 09 November 2011

UNJUK KEKUASAAN



 Demi raja Yerobeam mendengar perkataan abdi Allah yang diserukannya terhadap mezbah di Betel itu, ia mengulurkan tangannya dari atas mezbah dan berkata: "Tangkaplah dia!" Tetapi tangan yang diulurkannya terhadap orang itu menjadi kejang, sehingga tidak dapat ditariknya kembali (1 Raja-Raja 13:4)

   Di Indonesia ini, sudah lazim kita mendengar, melihat dan mengalami, orang yang bersalah bisa berteriak lebih kencang dari pada orang yang benar karena orang yang bersalah tersebut merasa lebih berkuasa atau lebih kuat dari pada orang yang benar, Mulai dari rakyat kecil yang menghimpun orang banyak untuk melakukan demo dan mengklaim tanah tertentu adalah hak mereka. Mereka berpikir dengan pengerahan jumlah massa yang banyak mereka pasti menang dan menjadi benar, sekalipun secara hukum mereka salah. Di dalam keseharian, kita bisa menjumpai orang yang menabrak mobil kita malah marah-marah dan minta ganti rugi. Orang yang punya hutang malah marah-marah dan mengancam ketika ditagih. Atau, karyawan yang di-PHK karena melakukan sesuatu yang merugikan perusahaan, malah balik menuntut perusahaan karena merasa kuat jika serikat buruh berada di pihaknya. Para pejabat dan penguasa yang korup, menudingkan tangan mereka kepada orang lain, sehingga orang lainlah yang dijebloskan ke penjara.

   Seroang penumpang pesawat Lion Air jurusan Jakarta – Yogya jam 06.15, terkejut ketika di kursinya dan kursi temannya telah diduduki oleh seorang anggota DPR dan istrinya. Setelah dicek, ternyata tiket anggota DPR tersebut adalah untuk penerbangan pukul 07.40, bukan 06.15. “Tapi dia ngotot nggak mau turun, pakai bawa-bawa nama Direktur Lion Air segala,” tulis penumpang pesawat tersebut. Awak Lion Air pun dibuat bingung, sehingga pada akhirnya Captain pun turun tangan dengan mengatakan ia tidak mau menerbangkan pesawat jika orang yang punya tiket sah jam 06.15 tidak bisa ikut terbang dengan pesawat itu. Ketegangan berakhir setelah petugas bandara turun tangan membujuk anggota DPR itu untuk turun dari pesawat. Bagusnya, anggota DPR tersebut mau turun dan masih sempat minta maaf walaupun disambut sorak dan tepuk tangan dari para penumpang.

   Sifat mau menang sendiri seperti anggota DPR ini, dan memaksakan kesalahan menjadi kebenaran karena merasa berkuasa, merupakan salah satu sifat jelek Yerobeam: salah tapi tidak mau ngaku salah, malah menunjuk orang lain dan mulai menggunakan kekuasaan yang dia miliki untuk menekan atau membungkam orang yang menentang atau menunjukkan kesalahannya. Yerobeam sudah salah dengan membuat anak lembu emas, membangun bukit pengorbanan, mengangkat imam, dan bertindak sebagai imam. Tapi ia tidak mau disalahkan, malah sebaliknya ia menyuruh untuk menangkap nabi dari Yehuda itu.

   Jika saat ini kita dikaruniai kekuasaan, entahkah itu sebagai ketua kelompok, gembala sidang, pemilik usaha, pejabat pemerintah, pengurus gereja atau badan kristiani lainnya, mari belajar menghargai kebenaran dan bukan memaksakan untuk merubah kesalahan kita menjadi kebenaran dengan berbagai cara. Jangan suka menyalahkan orang lain dan mau menang sendiri dengan menggunakan kekuasaan atau wewenang yang kita miliki.

Disalin dari renungan harian Manna Sorgawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar