Sucikan Bait Allah
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." (Yohanes 2:16)
Seharusnya sebuah rumah Tuhan sebenarnya merupakan tempat perjumpaan kita dengan Tuhan dan suatu tempat yang harus selalu dikuduskan dan disucikan, tetapi seringkali menjadi ajang bisnis dan menjadi tempat untuk meraup keuntungan bagi oknum-oknum tertentu.
Ayat bacaan di atas diceritakan bagaimana Tuhan Yesus datang ke Bait Suci di Yerusalem, la mendapati para pedagang yang sedang berjualan, segera la mengusir mereka, karena la tidak setuju dan tidak suka jika rumah BapaNya dikotori dan menjadi tempat berjualan.
Bait Suci ini berbicara mengenai tempat di mana Bapa kita bertahta, tidak hanya melulu mengenai gereja saja, namun suatu bentuk Bait Suci yang terkecil adalah pribadi kita. Saat pribadi kita dijadikan tempat untuk berdagang, maksudnya motivasi utama kita dalam beribadah adalah melakukan transaksi yang hanya mendatangkan keuntungan untuk diri kita sendiri, itu bisa dikatakan sebagai Bait Suci yang tidak berkenan di hadapan Tuhan Yesus. Ataupun jika kita mengisi diri kita dengan hal-hal yang kotor, layaknya pasar yang tidak terawat, maka hal itu pun mendatangkan kejijikan di hadapanNya. Ketika pribadi kita yang berstatus sebagai Bait Suci, namun tidak sesuai dengan namanya, yaitu Bait yang Suci, maka Tuhan tidak berkenan atas kita.
Setiap motivasi kita ketika berada di hadapan Tuhan itu tidak bisa kita tutup-tutupi. Jadi mari kita menjadi pribadi yang memiliki motivasi yang benar di hadapan Tuhan. Motivasi yang mencari Tuhan dengan segenap hati.
Renungan :
Tuhan tidak berkenan kepada keadaan yang kotor dan berbagai kenajisan dalam BaitNya. Apakah kita telah bersih dari kotoran itu ?
Apakah manusia rohani kita sudah tidak berdaki lagi ?
Sumber: Renungan Bethany Graha
#Surat Paulus kepada jemaat di Filipi sebanyak 4 pasal telah selesai kita baca hari ini. Apa yang dapat kita pelajari dari surat ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar