IBADAH YANG SEJATI
[[Mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. ]] (Roma 12:1)
Setiap orang yang beragama pasti beribadah, tetapi tidak semua orang yang beribadah mengerti makna ibadah yang benar. Kitab 1 Timotius 6:5 menyinggung mengenai orang-orang yang menganggap ibadah sebagai sumber keuntungan. Biasanya mereka akan bertanya, “Apa yang saya peroleh jika saya beribadah?” Tak heran jika banyak orang mencari gereja yang menjanjikan kelimpahan materi, kepastian kesembuhan, dan sejenisnya. Ada pula orang yang mendirikan gereja untuk memperkaya diri melalui uang persembahan jemaat. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa cinta uang adalah akar dari segala kejahatan. Dengan cinta uang, orang bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, termasuk dengan kedok ibadah.
Sebenarnya, ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Artinya, orang yang dengan tulus beribadah pasti diberkati, tetapi jangan meminta berkat sebagai motivasi kita beribadah. Bertanyalah “Apa yang bisa saya berikan kepada Tuhan, gereja, dan sesama?”, bukan “Apa yang bisa saya dapat dari Tuhan, gereja, dan sesama?”. Tuhan telah terlebih dahulu memberikan segalanya kepada kita melalui pengurbanan Yesus di kayu salib untuk menyelamatkan semua orang percaya dari dosa dan maut. Maka sudah seharusnya orang percaya memberikan apa yang bisa diberikan kepada Tuhan, gereja, dan sesama sebagai ungkapan syukur yang tulus untuk memuliakan nama Tuhan.
Bagaimana dengan ibadah kita? Siapa atau apa yang menjadi fokus hidup kita? Tuluskah kita? (Ruth Retno Nuswantari)
Sumber: Amsal Hari Ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar