Bertumbuh bersama melalui firman Tuhan dan rasakan pengalaman berjalan bersama Tuhan setiap hari
Sabtu, 31 Juli 2021
Jumat, 30 Juli 2021
Humanis
Bacaan: YOHANES 8:1-11
Ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, "Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7)
Seorang pengacara sering mendapat komentar miring lantaran sering bertugas mendampingi tersangka/terdakwa. Suatu kali ia pun mengunggah status melalui akun media sosialnya: "Seandainya tersangka/terdakwa itu anggota keluarga Anda yang sangat Anda kasihi, Anda akan memahami posisi saya. Bukan karena saya senang pada orang jahat, namun karena rasa humanisme. Saya tidak membela mereka dengan menganggap benar kesalahan mereka. Namun dalam hukum mereka memiliki hak untuk didampingi."
Yesus pun memandang manusia sebagai objek terpenting. Ketika diperhadapkan dengan seorang perempuan yang kedapatan berbuat zina, Ia tidak segera menjatuhkan hukuman. Dengan mengedepankan sisi humanis bukan berarti Yesus memandang remeh dosa atau membuka peluang untuk tidak menghukum dosa. Dosa tetap perlu ditegur. Terbukti Yesus pun memberikan nasihat kepada perempuan itu supaya meninggalkan tabiat dosanya.
Bersikap humanis bukan berarti mengabaikan kesalahan orang lain. Bukankah diri kita pun bukan orang yang sempurna tanpa dosa? Maka ketika kita menemukan kesalahan pada orang lain hendaknya kita melihat diri kita sendiri! Selanjutnya, hendaklah kita bersikap lebih tegas menentang dosa dalam diri sendiri, daripada kepada orang lain. Selain itu, simpati harus tetap kita berikan kepada orang lain. Bukan terhadap dosa mereka, melainkan terhadap pribadi mereka yang melakukan pelanggaran itu. Kita dapat mengingatkan mereka dengan kasih yang membangun, bukan cibiran dan hukuman yang menjatuhkan. --EBL/www.renunganharian.net
SUKA MENGHAKIMI DAN SENANG MELIHAT ORANG LAIN DIHUKUM MERUPAKAN TANDA SESEORANG BELUM MENGALAMI KASIH DAN PENGAMPUNAN ALLAH.
Kamis, 29 Juli 2021
Rabu, 28 Juli 2021
Selasa, 27 Juli 2021
Senin, 26 Juli 2021
Minggu, 25 Juli 2021
Sabtu, 24 Juli 2021
Jumat, 23 Juli 2021
MENGERTI CARA-NYA
[[Dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu. ]] (Yesaya 25:1)
Suatu hari anak bungsu saya yang saat itu berusia tiga bulan tidak mau minum susu. Biasanya ia dapat menghabiskan 120 cc setiap kali minum. Istri saya sudah mencoba berbagai cara, termasuk kadang kala agak memaksanya minum karena takut si kecil kekurangan cairan. Namun, gagal. Ia tetap hanya minum dalam ukuran yang menurut kami sangat sedikit. Akhirnya, kami berkonsultasi ke dokter anak. Ternyata, menurutnya, anak kami sedang dalam masa perubahan. Pesannya, “Jangan paksa anak ini untuk mengerti Bapak dan Ibu, tetapi Bapak dan Ibulah yang harus mengerti bayi ini.”
Kita kerap memaksa Tuhan untuk mengikuti cara kita yang kita pandang bagus, bijaksana, dan terbaik. Kita merasa sanggup menyusun cara yang paling tepat dan benar dalam menjalani hidup berkeluarga, pekerjaan, pelayanan, bahkan masa depan. Kita hanya meminta Tuhan menyetujui cara kita. Sesungguhnya, Tuhan telah memperingatkan kita bahwa rancangan manusia—tanpa Tuhan—hanya akan berakhir sia-sia (Mazmur 94:11). Jika kita hanya mengandalkan diri sendiri dan bukan bertanya kepada Dia terlebih dahulu, maka segala upaya kita akan melelahkan dan sia-sia.
Tuhan yang tidak terbatas mengetahui kebutuhan kita dalam menjalani segala hal. Tetapi, Dia tidak mau dipaksa oleh logika kita. Logika kekekalan tidak dapat dipaksakan menembus keinginan kita yang sangat terbatas dalam memahami rencana kebaikan-Nya. Oleh karena itu, kita perlu kerap berkonsultasi dengan-Nya agar suatu rencana berjalan dengan baik sesuai cara-Nya. (Fotarisman Zaluchu)
Sumber: Amsal Hari Ini
Kamis, 22 Juli 2021
Rabu, 21 Juli 2021
Selasa, 20 Juli 2021
Senin, 19 Juli 2021
Minggu, 18 Juli 2021
Sabtu, 17 Juli 2021
Jumat, 16 Juli 2021
Kamis, 15 Juli 2021
Rabu, 14 Juli 2021
Selasa, 13 Juli 2021
Senin, 12 Juli 2021
Minggu, 11 Juli 2021
Sabtu, 10 Juli 2021
Sebuah Titik Balik
Bacaan: KELUARAN 2:11-22
Karena iman, setelah dewasa, Musa menolak disebut anak putri Firaun. (Ibrani 11:24)
Banyak orang mengenal Julio Iglesias sebagai musisi kondang. Tapi mungkin hanya sedikit orang yang tahu jika Julio memulai karir sebagai seorang pesepakbola profesional di Madrid. Karir sepakbolanya berakhir ketika ia terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil. Julio frustrasi karena kecelakaan itu membuatnya lumpuh selama dua tahun. Hingga seorang perawat memberinya sebuah gitar untuk membantunya melewati masa-masa sulit itu. Siapa sangka hari itu menjadi sebuah titik balik dalam hidupnya. Julio yang tadinya tidak punya inspirasi dalam bermusik, kemudian menjadi seorang yang sukses besar dalam industri musik pop di dunia.
Karir Musa sebagai salah satu pewaris takhta Mesir mendadak hancur karena sebuah "kecelakaan". Ya, hari itu Musa dilaporkan telah membunuh seorang Mesir. Musa pun menjadi buronan yang paling dicari waktu itu. Musa frustrasi dan mesti melarikan diri sejauh mungkin. Tinggal di Midian, Musa memulai babak baru yang bisa dibilang menyakitkan: menjadi penggembala kambing domba! Meski tragis, namun itu menjadi sebuah titik balik di mana ia bertemu dengan Allah yang mengutusnya menjadi pemimpin Israel.
Karir yang kita bangun bertahun-tahun bisa hancur dalam sekejap. Harapan kita pun "lumpuh" karenanya. Dalam keputusasaan mungkin kita berpikir bahwa perjalanan hidup sudah berakhir. Tetapi tidak demikian dengan Tuhan! Tuhan bisa memakai sebuah "kecelakaan" menjadi sebuah titik balik yang akan mengubah hidup kita. Sebuah titik balik untuk menyatakan rencana-Nya yang jauh lebih besar dari semua hal yang sanggup kita pikirkan. --SYS/www.renunganharian.net
BAHKAN SEBUAH "KECELAKAAN" PUN DIPAKAI TUHAN UNTUK MENUNJUKKAN RENCANA-NYA YANG JAUH LEBIH BESAR MELALUI HIDUP KITA.