Prasangka dan Pengampunan
Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. –Kisah Para Rasul 10:34
Ayat Bacaan & Wawasan:
Kisah Para Rasul 10:23-28
Setelah mendengar khotbah tentang mengoreksi ketidakadilan, seorang jemaat gereja menghampiri gembalanya sambil menangis dan memohon pengampunan. Ia mengaku pernah menolak memilih pendeta berkulit hitam itu menjadi gembala di gereja mereka karena ia memiliki prasangka terhadap kaum kulit hitam. “Saya benar-benar minta maaf. Saya tidak ingin prasangka dan sifat rasialis yang buruk ini merasuk dalam kehidupan anak-anak saya. Saya tidak memilih Anda dahulu, dan saya keliru.” Air mata dan pengakuannya disambut dengan air mata dan pengampunan dari sang pendeta. Seminggu kemudian, seluruh gereja bersukacita mendengar pria itu bersaksi tentang bagaimana Allah telah bekerja di dalam hatinya.
Rasul Petrus, seorang murid Yesus dan pemimpin utama di gereja mula-mula, juga harus dikoreksi karena pemahamannya yang salah tentang orang bukan Yahudi. Makan dan minum dengan orang bukan Yahudi (yang dianggap tidak tahir) merupakan pelanggaran terhadap norma sosial dan aturan keagamaan Yahudi. Petrus berkata, “Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka” (Kis. 10:28). Diperlukan campur tangan Allah yang ajaib (ay.9-23) untuk meyakinkan Petrus bahwa ia “tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir” (ay.28).
Melalui pemberitaan firman Allah, peneguhan Roh Kudus, dan pengalaman hidup, Allah terus bekerja dalam hati manusia untuk mengoreksi cara pandang kita yang keliru tentang orang lain. Dia akan menolong kita untuk melihat bahwa “Allah tidak membedakan orang” (ay.34).
Oleh: Arthur Jackson
Renungkan dan Doakan
Adakah pengalaman atau pribadi yang telah dipakai Allah untuk menolong Anda melihat, bahwa Dia tidak membeda-bedakan orang? Hal apa saja dalam hidup Anda yang bisa jadi membuat Anda sulit melihat bahwa Allah menerima semua orang?
Ya Allah, selidikilah hatiku dan tunjukkanlah perubahan apa yang harus terjadi dalam diriku.
Sumber: Our Daily Bread Ministries
Tidak ada komentar:
Posting Komentar