Bertumbuh bersama melalui firman Tuhan dan rasakan pengalaman berjalan bersama Tuhan setiap hari
Selasa, 30 November 2021
Senin, 29 November 2021
Minggu, 28 November 2021
Sabtu, 27 November 2021
Jumat, 26 November 2021
Kamis, 25 November 2021
Rabu, 24 November 2021
Selasa, 23 November 2021
Mengapa Yesus Mengajari Kita untuk Meminta Bapa Mengampuni Dosa-dosa Kita Secara Teratur?
Bacaan: Matius 6: 11-12
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami - Matius 6:11
Ketika kita pertama kali datang kepada Kristus, Tuhan mengubah kita. Kita mengubah cara kita hidup dan menjadi orang yang berbeda. Namun kemudian, ketika waktu berlalu dan membuat kita sedikit demi sedikit berkompromi dengan sesuatu yang buruk. Beberapa sifat buruk yang lama muncul kembali, dan kemudian sifat buruk itu jadi mendapat pijakan dalam hidup kita.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Sedikit demi sedikit itu terjadi.
Sesekali kita perlu sedikit membersihkan rumah. Itulah sebabnya Yesus mengajar kita untuk berdoa, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” (Matius 6: 11)
Yesus mengajar kita untuk meminta Bapa untuk mengampuni dosa-dosa kita secara teratur. Mengapa? Karena kita berbuat dosa setiap hari. Jadi kita harus terus-menerus meminta Tuhan untuk mengampuni kita.
Saya Greg, dan istri saya, Cathe. Cathe selalu merapikan. Ketika dia membuat makanan, dia membersihkan peralatan sebelum makan. Dia menyapu, menyimpan barang-barang, dan mengatur laci dengan teratur.
Sebaliknya, saya akan membiarkan peralatan kotor menumpuk untuk waktu yang lama. Saya akan membuka laci dan membuang semuanya ke dalam. Ketika datang ke pengorganisasian, saya tidak pernah melakukan sesuatu terhadap pekerjaan yang bisa saya tunda sampai besok. Jadi saya memiliki kekacauan besar yang menumpuk di sana-sini.
Kita bisa membersihkan kekacauan dalam hidup kita dengan cara Cathe atau cara Greg. Saya sarankan Anda melakukannya dengan cara Cathe. Jangan menundanya. Jangan menunggu sampai terjadi kekacauan besar.
Itu sebabnya kita perlu terus menerus berdoa, “Tuhan bersihkan saya hari ini. Ampunilah dosa-dosaku, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui.” Bahkan jika hidup Anda kacau balau, Dia tetap akan membersihkan Anda. Namun, lebih baik menjalani hidup dengan terus-menerus dibersihkan oleh Tuhan.
Hak Cipta © 2021 oleh Greg Laurie, Harvest Ministries. Disadurkan dari crosswalk.com.
Senin, 22 November 2021
TUHAN ADA DI DEPAN
[[Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.” ]] (Keluaran 14:13
Teman saya bercerita tentang pengalaman hidupnya, mulai dari bagaimana ia mendapatkan pasangan hidup, memperoleh pekerjaan sampai berkeluarga. Terkadang ada riak-riak, gejolak, dan guncangan yang harus ia alami. “Sering kali kita berpikir saat mengalami guncangan, Iblis sedang mengganggu kita, lalu Tuhan pun buru-buru datang menyelamatkan kita,” semangatnya terasa dalam kata-katanya. “Namun sesungguhnya, tidak begitu. Tuhan sudah mempersiapkan semuanya di depan kita, bahkan Dia sudah mengetahui juga apa yang akan Iblis lakukan dan menyiapkan jalan keluarnya jauh-jauh hari sebelumnya. Jadi, bukan Tuhan yang berusaha adu cepat dengan Iblis untuk menyelamatkan kita, tetapi Tuhan sudah menyiapkan jalan keluar, bahkan untuk semua rencana si jahat.”
Betul sekali ceritanya. Ini mengingatkan saya pada kisah orang Israel yang hendak keluar dari Mesir. Dari jauh mereka melihat Firaun dan bala tentaranya mengejar mereka, sedangkan di depan mereka terbentang Laut Merah. Sepertinya jalan buntu! Mereka mulai mengeluh dan menyalahkan Tuhan. Namun, bacalah perikop di atas dengan saksama. Dikatakan bahwa Tuhan sudah tahu sejak jauh hari bahwa Firaun akan mengejar mereka, dan Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya kepada bangsa Israel.
Bagaimanakah kita melihat masalah-masalah yang kita hadapi sekarang? Dengan gentar dan khawatir? Jangan! Percayalah, di masa depan kita akan melihat ke belakang, dan mengetahui bahwa Tuhan sudah berjalan di depan kita dan menyiapkan segalanya. (Henry Sujaya Lie)
Sumber: Amsal Hari Ini
Minggu, 21 November 2021
Sabtu, 20 November 2021
Jumat, 19 November 2021
Melihat Sisi Rahmani
Bacaan: YOHANES 9:1-7
Jawab Yesus, "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia." (Yohanes 9:3)
Dengan minibus, saya dan teman-teman meluncur ke Bandung. Hujan turun di ujung kemarau, jalan licin luar biasa. Kecelakaan menimpa kami, dua kali. Minibus terpeleset keluar dari jalan, dan nyaris masuk selokan. Sekitar sejam kemudian, kami terlibat tabrakan beruntun. Mobil kami terpental ke lajur kanan, dan mogok di sana. Dari depan, sebuah bus besar meluncur ke arah kami. Kami panik, dan cuma bisa berteriak, "Aaahh ...!" Beberapa sentimeter dari mobil kami, bus itu terhenti.
Setelah semua hiruk pikuk selesai, kami melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba, seorang teman berteriak. "Kita berdosa besar, sebab itu kita celaka!" serunya berkali-kali sambil menangis. Saya meminta sopir menepi dan berhenti. "Kita memang berdosa, " ujar saya. "Tetapi sebenarnya, apa yang tadi kita alami? Tuhan menghukum kita dengan musibah beruntun? Atau, Tuhan menjaga kita begitu rupa, hingga dalam dua kecelakaan tadi tak seorang pun cedera?"
Mirip para murid Tuhan (ay. 2), kemalangan sering kali dilihat sebagai hukuman atas dosa. Tetapi, Tuhan Yesus memberikan koreksi. "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia" (ay. 3). Bukan soal dosa, melainkan karena karya Allah harus dinyatakan. Apa itu? Kasih, kepedulian, dan pertolongan Tuhan (ay. 6-7).
Seandainya Anda penumpang di minibus itu, apa yang Anda rasakan dalam hati? Kegentaran karena yakin semua itu hukuman dari Tuhan, atau syukur tak terkira karena Tuhan menjaga begitu rupa? --EE/www.renunganharian.net
ENTAH MENGAPA, KITA BEGITU MUDAH MENGARAHKAN PERHATIAN PADA DOSA, TETAPI BEGITU SULIT MENGENALI DAN MENGAKUI KARYA RAHMANI ALLAH.
Kamis, 18 November 2021
Rabu, 17 November 2021
Selasa, 16 November 2021
Tujuh Puluh Kali Tujuh Kali
Roma 12: 17-18 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
Dalam dunia yang sempurna, orang-orang Kristen akan menjadi orang-orang yang hidup tanpa perselisihan. Sayangnya, ini bukan dunia yang sempurna. Ini adalah dunia yang bobrok dan bahkan gereja menyaksikan konflik antar anggota gereja.
Pendeta berdebat, akhirnya gereja terpecah, dan orang yang mengaku Kristen menyimpan dendam terhadap saudara-saudaranya. Yang terakhir adalah sesuatu yang membuat saya terus berjuang.
Beberapa tahun yang lalu saya berada di tempat yang sangat kacau. Saya merasa terluka dan marah karena sesuatu yang disampaikan oleh beberapa orang Kristen lain kepada saya.
Ketika akhirnya saya menceritakan hal ini kepada salah satu teman saya, saya ingat pernah berkata:
“Aku sangat membenci mereka.”
Baru kemudian saya mengetahui bahwa murid Petrus berada dalam situasi yang sama. Lihatlah apa yang Yesus katakan kepadanya:
“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18: 21-22)
Namun Yesus tidak berhenti di situ, ia melanjutkan dengan menceritakan perumpamaan raja dan hamba. Hal ini dimulai dengan seorang pria yang baik hati yang menghapuskan hutang seorang hambanya (Matius 18: 28-35).
Sebagai orang Kristen, kita diperintahkan untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Bukan hanya karena Allah ingin kita saling mengasihi, tetapi karena Ia lebih dulu mengasihi kita.
Apakah ada seseorang dalam hidup Anda yang masih sulit untuk Anda ampuni? Ingatlah perumpamaan tentang raja dan hamba ini.
Hak cipta Ryan Duncan, disadur dari Crosswalk.com
Sumber: Jawaban.com
Senin, 15 November 2021
Minggu, 14 November 2021
Sabtu, 13 November 2021
Yang Kaupandang Baik
Bacaan: 1 SAMUEL 23:9-24:8
"... perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul .... (1 Samuel 24:5)
Dengan 3.000 prajurit, Saul memburu Daud. Daud dan kelompoknya terpojok, bersembunyi di gua. Tak disangka, Saul dan pasukannya berhenti di sekitar gua itu. Tiba-tiba, Saul memasuki gua. Sendiri. "Tuhan menyerahkan dia ke tanganmu, " kata para pengikut Daud. "Perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik, " desak mereka (ay. 5). Tetapi, Daud menolak membunuh raja itu.
Dialog antara Daud dan para pengikutnya menunjukkan bahwa apa yang baik menurut seseorang, belum tentu baik menurut yang lain. Memang, semua pertanyaan "Apa yang harus kita lakukan?" selalu bisa dijawab dengan, "Lakukanlah yang baik." Tetapi, jika ditanyakan, "Manakah yang baik itu?" jawab orang bisa tak sama. Tiap orang bisa memiliki versi berbeda tentang apa yang baik. Faktor apa yang menentukan?
Faktor penentunya adalah sesuatu yang diyakini sebagai hal yang terpenting. Bagi para pengikut Daud, hidup aman dan nyaman adalah hal terpenting. Sebab itu, bagi mereka, yang baik adalah memusnahkan penghalang bagi hidup aman dan nyaman itu: bunuh Saul. Tetapi bagi Daud, Tuhan dan kehendak-Nyalah yang terpenting. Tuhanlah yang mengurapi Saul. Hormat dan kasih Daud kepada Tuhan membuatnya menghormati dan mengasihi orang yang diurapi Tuhan (ay. 7). Dan, Daud sungguh melakukan hal yang diyakininya.
Pertanyaan bagi kita: Apakah yang kita yakini sebagai hal terpenting? Hal macam apakah yang kita pandang baik? Maukah kita meniadakan jarak antara apa yang kita pandang baik, dan tindakan yang kita lakukan? Tuhan menolong kita. --EE/www.renunganharian.net
BERBAHAGIALAH ORANG YANG SECARA JUJUR MENEMUKAN DALAM DIRINYA BAHWA TUHANLAH YANG TERPENTING DALAM HIDUPNYA.-O.S. RAILLE
Jumat, 12 November 2021
Kamis, 11 November 2021
Rabu, 10 November 2021
Selasa, 09 November 2021
Senin, 08 November 2021
Minggu, 07 November 2021
Sabtu, 06 November 2021
Nasihat yang Menuntut Pengorbanan
Bacaan: FILIPI 2:1-11
Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (Filipi 2:4)
Dian merasa lega ketika mendapat tempat duduk di dalam kereta api yang penuh sesak. Ia berharap dapat beristirahat sejenak setelah seharian bekerja. "Kalau bisa terlelap beberapa menit lumayan juga, " ucapnya dalam hati. Namun, ketika seorang wanita yang tengah mengandung mendadak masuk ke gerbong dan berdiri tepat di dekatnya, Dian bergegas berdiri lalu meminta agar wanita tersebut duduk. Ia pun rela menyerahkan kenyamanan yang sejenak dirasakannya, karena melihat ada orang lain yang lebih membutuhkan tempat duduk.
Ketika nasihat agar umat Tuhan di Filipi memperhatikan kepentingan orang lain, hal itu tak berarti mereka harus mengabaikan kepentingan pribadi. Tidak begitu maksud nasihat tersebut. Namun, dalam menjalani hidup dengan sesama, mereka diharapkan tidak hanya berfokus pada kepentingan pribadi. Orang yang fokus hidupnya hanya mengarah pada dirinya sendiri, sering kali abai terhadap kepentingan orang lain, bahkan seandainya ada orang lain yang memerlukan bantuan tepat berada di hadapannya. Mengerikan sekali jika hal semacam ini sampai terjadi di mana-mana, bukan?
Harapan agar "tiap-tiap orang" memperhatikan kepentingan orang lain ibarat suatu panggilan, yang perlu diwujudkan dalam kehidupan keseharian jikalau kita ingin dunia ini melihat ada Kristus dalam diri kita. Hal yang terwujud lewat kasih yang kita tunjukkan kepada orang lain yang membutuhkan, bahkan ketika di sana tak ada seorang pun yang mau melakukannya. Maukah kita menuruti nasihat firman yang menuntut pengorbanan ini? --GHJ/www.renunganharian.net
DALAM MENJAWAB KEBUTUHAN ORANG LAIN, ADA KENYAMANAN PRIBADI YANG PERLU DIKORBANKAN.