MENOLEH KE BELAKANG
[[Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.]] (Kejadian 19:26)
Apakah pengalaman paling traumatis yang pernah Anda alami pada masa remaja? Mungkin tidak naik kelas? Atau ditinggal pacar? Pengalaman traumatis saya adalah ... pindah rumah. Ya, ketika saya kelas 1 SMA, kami sekeluarga pindah dari rumah masa kecil saya ke sebuah kontrakan tepat di seberang rumah lama. Hari pertama keluar dari rumah yang sudah begitu kami akrabi itu, saya menangis tersedu-sedu. Hari-hari berikutnya pun saya masih terus murung. Setelah diselidiki, biangnya karena rumah kontrakan ini terletak tepat di seberang rumah lama sehingga saya jadi menghabiskan hari untuk meratapi nyamannya rumah yang telah kosong itu.
Setiap kita, dalam satu titik di dalam hidup ini, pasti harus melepaskan sesuatu yang telah lama kita miliki, entah itu keluarga, mantan pacar, atau sekadar daster robek favorit. Lot dan keluarganya dihadapkan pada tantangan yang sama. Sodom telah menjadi tempat tinggal Lot sekeluarga selama puluhan tahun setelah dulu Tanah Negeb tidak dapat memberikan kenyamanan. Maka dari itu, bukankah wajar jika istri Lot menatap ke belakang?
Banyak di antara kita hari ini hidup seperti istri Lot. Kaki berlari menuju masa depan, namun pikiran kita masih berkubang di masa lalu. Yang namanya hidup ternyata tidak bisa tanggung-tanggung; ketika kita memutuskan untuk menata hidup baru dan ingin lebih baik, seluruh bagian dari hidup kita harus konsisten bergerak maju. Apakah Anda terus bergerak maju, atau masih suka menengok-nengok ke belakang? (Olivia Elena Hakim)
Sumber: Amsal Hari Ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar