MAAFKAN SAYA -- BESOK
Bacaan: Roma 6:1-14
NATS: Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? (Roma 6:1)
Materi program televisi yang saya tonton, membuat saya menggeleng-geleng tidak percaya. Program yang mengulas berita-berita dari koran dan majalah ini memperlihatkan bagaimana sebagian orang bersiap-siap untuk merayakan perayaan Rabu Abu. Pada hari Selasa mereka tetap melakukan hal-hal berdosa sebanyak yang dapat mereka lakukan -- sambil sepanjang waktu menyadari bahwa esok mereka akan meminta pengampunan Allah dan bertobat dari dosa-dosa tersebut.
Penyangkalan diri agaknya merupakan aktivitas populer yang dilakukan pada masa puasa, namun saya pikir bukan itu yang Yesus maksudkan ketika Dia berbicara tentang memikul salib dan mengikut Dia (Matius 16:24). Seruan untuk menyangkal diri adalah suatu keterikatan padaNya yang berlaku setiap hari dan di berbagai aspek kehidupan.
Ketika Paulus menulis kepada jemaat di Roma, ia telah mengantisipasi bahwa orang-orang akan percaya bahwa tidak merupakan masalah bagi Allah jika mereka tidak terikat total dengan AnakNya. Ia tahu bahwa sebagian orang akan berpikir boleh saja terus berdosa selama masih ada belas-kasih Allah. Menurut Paulus, sulit dipercaya bila orang-orang percaya dapat berpikir bahwa mereka dapat "terus berdosa" agar mereka dapat menerima lebih banyak karunia Allah. Sebaliknya ia menyatakan bahwa kita harus menganggap diri kita sudah mati bagi dosa (Roma 6:11).
Sebagai orang percaya, kita perlu selalu setia mengikut Yesus tiap-tiap hari. Tidak pernah dapat dibenarkan bila kita meminta "waktu istirahat" dari keterikatan kita padaNya -- JDB
MENGIKUT KRISTUS MEMERLUKAN DUA SYARAT: PERCAYA KEPADANYA DAN TAAT KEPADANYA
Sumber: Renungan Harian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar