Minggu, 05 Juni 2022

MENTARI DALAM KEMEGAHANNYA

[[Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. ]] (Hakim-hakim 5:31b)

Seorang guru Sekolah Minggu meminta murid-muridnya menyebutkan kebaikan Tuhan bagi mereka. Hari itu cuaca mendung. Jawaban mereka satu per satu bervariasi tentang kebaikan-Nya: dapat bangun pagi, sehat, menikmati sarapan enak, diantar orangtua …. Seorang anak perempuan memberikan jawaban yang cukup mengejutkan, yakni kebaikan-Nya berupa sinar matahari pagi itu. Gurunya bertanya, “Bukankah di luar mendung?” Anak itu menjawab, “Ya, Bu, tapi walaupun mendung, di balik awan matahari tetap bersinar.”

Ya! Betapapun lebatnya hujan dan gelapnya awan, bukankah kita tetap percaya bahwa matahari tetap bersinar? Matahari tidak pernah berhenti memancarkan terang, kehangatan, dan memberi kehidupan. Awan gelap dan hujan lebat tidak selamanya menutupi matahari. Sesudah awan dan hujan berlalu, sinar matahari tampak cerah kembali.

Debora dan Barak bagaikan baru saja melewati awan pekat. Perlawanan terhadap Sisera dan pasukannya bukanlah hal yang mudah bagi pasukan Israel yang tidak memiliki perlengkapan senjata yang memadai. Namun, bersama Tuhan, mereka memperoleh kemenangan. Seluruh pasukan Sisera ditumpas. Sisera mati di tangan Yael (Hakim-hakim 4:21-22). Setelah kemenangan itu, mereka tidak melupakan Tuhan dan menyebutkan satu per satu kebaikan-Nya.

Nyanyian syukur mereka mengingatkan kita untuk menjadi seperti matahari yang terbit dalam kemegahannya. Hidup tidak selalu mudah, tetapi kita diutus untuk tetap hadir menerangi, menghangatkan, memberi keindahan, menghidupkan iman, dan memberi semangat kepada yang lain, demi kemuliaan-Nya. (Helen Aramada)

Sumber: Amsal Hari Ini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar