Minggu, 31 Juli 2022

RASA SAKIT

[[Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepa-damu oleh karena aku sakit pada tubuhku.]] (Galatia 4:13) 

Film Warm Bodies mengisahkan bahwa di masa depan, manusia hidup dalam situasi perang dengan para zombie. Namun R adalah zombie yang berbeda. Setelah memakan otak seorang pria, ia menyerap memori orang tersebut dan malah jatuh cinta kepada Julie, pacar mangsanya. Hubungan R dan Julie perlahan mengubahnya kembali menjadi manusia. Di pengujung film, ayah Julie menembak R di dada, dan refleks R ialah kesakitan. Namun, ia justru gembira pada rasa sakit dan darah yang mengaliri tubuhnya sebab itu berarti bahwa ia telah menjadi manusia kembali. 

Warm Bodies menghadirkan perspektif segar tentang rasa sakit. Siapa yang tidak pernah mengalami rasa sakit? Tidak hanya meriang, tetapi juga penyakit menahun. Paulus pun hidup dengan “duri dalam dagingnya” (2 Korintus 12:7-10), yakni penyakit kronis yang menetap dan kerap kambuh. Apa yang kurang dari diri Paulus? Bukankah ia pelayan Tuhan yang luar biasa? Bukankah ironis jika ia menolong kesembuhan orang lain, tetapi dirinya sendiri didera penyakit? Namun, Paulus memandang rasa sakitnya sebagai sumber kekuatan dan bukti kemuliaan Tuhan dalam hidupnya. 

Ketika kaki kita sakit karena arthritis saat menaiki tangga, atau ketika kepala terasa berputar karena vertigo, memang tidak mudah memandangnya sebagai kemuliaan Tuhan. Namun ingatlah bahwa hal itu membuktikan bahwa kita masih hidup. Tuhan masih mempunyai rencana indah bagi kita. Temukanlah kekuatan di balik kelemahan kita.
 (Olivia Elena Hakim)

Sumber: Amsal Hari Ini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar