Minggu, 18 September 2022

TIADA MASA DEPAN TANPA PENGAMPUNAN

[[Kebencian menimbulkan pertengkaran; cinta kasih mengampuni semua kesalahan. ]] (Amsal 10:12—BIS

No Future Without Forgiveness (Tiada Masa Depan Tanpa Pengampunan). Demikianlah judul buku karya Uskup Desmond Tutu dari Afrika Selatan. Tutu memaparkan bahwa rekonsiliasi tidak dapat dilakukan dengan menyangkal masa lalu. Rekonsiliasi terjadi ketika fakta masa lalu diakui, permohonan maaf diucapkan, dan pengampunan diberikan. Pengampunanlah yang membuka jalan bagi kedua belah pihak yang pernah bertikai untuk menapaki masa depan dengan langkah yang mantap dan ketegaran hati.

“Kebencian menimbulkan pertengkaran; cinta kasih mengampuni semua kesalahan” (Amsal 10:12—BIS). Ada dua hal yang kontras yang dipaparkan oleh amsal ini. Kebencianlah yang melahirkan pertengkaran dan cinta kasihlah yang mengampuni kesalahan. Semua orang dapat bertengkar karena terbakar oleh kebencian, tetapi tidak semua orang dapat menyelesaikan pertengkaran. Hanya orang yang mempunyai cinta kasih yang mampu menyelesaikan pertengkaran melalui pengampunan. Pengampunan tidak berarti melupakan, tetapi memberikan makna yang baru. Pengampunan tidak berarti menghapus luka yang ada, tetapi membuka lembaran yang baru.

Apakah pada saat ini kita sedang terlibat dalam pertengkaran? Bila kita merasa menang, ingatlah ada orang yang terluka. Bisa jadi pertengkaran akan terus berlanjut karena ada salah satu pihak yang belum merasa puas. Bila kita merasa kalah, jangan sampai dendam menyelinap di dalam kalbu. Dendam hanya akan memperpanjang masalah. 

Cinta kasih melahirkan pengampunan. Pengampunan membuka masa depan.(Wahyu Pramudya)


Sumber: Amsal Hari Ini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar