Senin, 21 November 2022

DI MANA KEDAMAIAN?

Bacaan: Yohanes 14:25-31

NATS: Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia (Yohanes 16:33)

Lebih dari 45 tahun yang lalu, ayah saya terluka tatkala bertempur dalam kancah Perang Dunia II, suatu peperangan besar yang menelan korban paling sedikit 35 juta jiwa. Selain itu jutaan orang lainnya di seluruh dunia terkena dampak konsekuensi tragis dari konflik internasional ini.

Setiap keluarga yang masih teringat akan putra atau putrinya yang hilang, setiap orang yang menjadi korban perang dan setiap veteran, yang harus hidup dengan luka peperangan baik secara fisik maupun emosi, merupakan bukti dari kegagalan umat manusia untuk menciptakan damai sejahtera di dunia (Lukas 2:14).

Apa yang salah? Mengapa sampai saat ini kita masih juga menyaksikan pemboman dan penembakan serta penghancuran bangsa-bangsa?

Pria dan wanita yang berperang demi membela negara mereka harus dihormati dengan ucapan syukur. Kita juga harus selalu ingat bahwa setiap kedamaian yang diperjuangkan dengan cara kekerasan tidak akan pernah berlangsung dengan permanen. Damai sejahtera yang sejati baru akan tercipta tatkala Raja Damai memerintah atas bangsa-bangsa. Namun Dia harus bertakhta di dalam hati kita saat ini juga. Dia memberi kita damai sejahtera yang dapat kita peroleh dengan cara percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus. Itulah damai sejahtera dengan Allah -- sesuatu yang dapat dialami bahkan oleh mereka yang pernah mengalami kengerian perang.

Suatu hari nanti ketika Kristus kembali, akan ada damai sejahtera di seluruh bumi. Namun untuk saat ini, damai sejahtera di bumi dapat dirasakan oleh seseorang setiap saat, tatkala ia menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya.

Sudahkan Anda memiliki damai sejahtera? -- JDB

DAMAI SEJAHTERA YANG SEJATI BUKANLAH TIDAK ADANYA PERANG MELAINKAN ADANYA HADIRAT ALLAH

Sumber: Renungan Harian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar