UCAPAN SYUKUR YANG DANGKAL
Bacaan: 2 Korintus 4:8-18
NATS: Mengucap syukurlah dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18)
Sehari sebelum Natal menjadi hari pengucapan syukur bagi keluarga saya. Mobil kami dipenuhi dengan anak-anak dan barang-barang bawaan menuju ke rumah nenek yang berjarak sekitar 650 km. Sudah menjadi kebiasaan kami, sebelum berangkat kami berdoa memohon perlindungan Allah bagi perjalanan kami. Dan memang, Dia mengabulkan doa kami, tetapi dengan suatu cara yang tidak umum.
Pada saat kami sedang menuju Ohio, mobil kami melindas sesuatu di jalan raya. Hal ini menimbulkan suara yang keras, tetapi tidak menyebabkan kerusakan -- paling tidak itulah yang kami pikirkan. Semakin jauh kami berjalan, kami merasa bahwa saat-saat krisis telah berakhir. Namun, ketika kami meninggalkan jalan bebas hambatan untuk mengisi bensin, kami demikian terkejut. Saya tertunduk lesu dan dibuat pusing di depan mobil. Kedua ban depan mobil kami gembos.
Kami merasa sedih karena harus mengganti ban depan itu, tetapi kami mengucap syukur atas perlindungan Allah. Kami mengucap syukur karena kami tidak mengalami kecelakaan. Kami mengucap syukur ban itu kempes ketika kami telah keluar dari jalan bebas hambatan. Kami mengucap syukur karena di dekat pompa bensin ada mobil derek. Kami mengucap syukur karena bengkel mobil masih buka. Kami mengucap syukur karena Allah menjawab doa kami.
Pencobaan yang kita alami dalam kehidupan ini tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Rasul Paulus. Namun ia tetap mengucap syukur kepada Allah, dan ia berkata bahwa kita harus mengucap syukur "dalam segala hal." Setiap hari dapat menjadi hari pengucapan syukur kita, bahkan ketika kita mengalami hal-hal yang tidak beres -- JDB
JIKA KITA BERHENTI SEJENAK UNTUK BERPIKIR KITA AKAN MENEMUKAN ALASAN UNTUK MENGUCAP SYUKUR
Sumber: Renungan Harian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar