PERTARUNGAN TERBAIK
Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak (Amsal 20:3).
Suatu ketika saya menyaksikan sebuah film lama yang berjudul Karate Kid. Film ini mengisahkan bagaimana seorang guru yang diperankan oleh Jackie Chan mengajar karate seorang anak berkulit hitam yang diperankan oleh Jaden Smith. Dalam suatu percakapan, sang murid bertanya kepada sang guru tentang pertarungan terbaik yang pernah terjadi di dalam hidupnya. Sang guru yang tentu saja sudah sangat berpengalaman bertarung itu terdiam sejenak, lalu menjawab, “Pertarungan terbaik adalah pertarungan yang dihindari untuk terjadi.”
“Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak” (Amsal 20:3). Senada dengan jawaban guru tadi, penulis Amsal juga memuji tindakan menjauhi perbantahan. Tindakan menjauhi perbantahan yang tidak perlu disebut terhormat. Sementara orang yang tidak mampu mengendalikan amarahnya disebut bodoh. Amarah yang memicu perbantahan tidak akan melahirkan sesuatu yang baik. Kalaupun kita menang dalam perbantahan, orang lain akan terluka dan konflik pun bertambah panjang. Lebih baik menjauhi daripada terlibat perbantahan yang tidak perlu.
Menjauhi perbantahan adalah nasihat Amsal agar kita mengambil langkah proaktif dan bukan sekadar merespons situasi yang ada. Orang bisa saja menyebut kita pengecut karena tidak mau berbantah atau berkonflik, tetapi kita mengerti bahwa seorang pemberani bukanlah orang yang asal main hantam, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri, bahkan di tengah provokasi pihak lain.
Jauhilah konflik yang tidak produktif agar hidup makin efektif (Wahyu Pramudya).
Sumber: Amsal Hari Ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar