Selasa, 31 Januari 2023

Sopir Taksi yang Bijak

Sebuah keluarga sedang menumpangi sebuah taksi dalam perjalanan mereka pulang.

Sopir taksi tampak berhati-hati mengemudikan mobilnya. Namun, tiba tiba sebuah mobil menyelonong keluar dari ruang parkir tepat di depan taksi tersebut. Sopir taksi pun langsung menginjak rem untuk berhenti mendadak, agak tergelincir sedikit dan hampir saja menabrak dan hampir ditabrak mobil lain.

Sopir mobil hitam yang menyelonong dan hampir menyebabkan kecelakaan itu mengeluarkan kepalanya dan meneriakkan kata-kata kasar ke arah mobil taksi mereka.

Keluarga yang menjadi penumpang di taksi tersebut pun jengkel pada sopir mobil hitam yang tidak tahu malu itu. "Dia yang salah kok yang disalahkan orang lain," gerutu salah seorang anggota keluarga.

Tetapi mereka yang berada di dalam taksi tersebut merasa heran ketika melihat sopir taksi yang hanya tersenyum dan melambaikan tangan (dengan perlahan-lahan) kepada orang yang mencaci-makinya tadi.

"Mengapa Bapak tidak marah?" tanya salah seorang anggota keluarga.

"Kalau saya marah justru nanti akan membahayakan perjalanan kita, Pak," jawab sang sopir taksi.

Seberapa sering kita membiarkan orang lain mengubah mood kita? Apakah kita membiarkan pengguna jalan yang sembrono, pelayan yang kasar, bos yang sedang emosi, atau rekan kerja yang menyebalkan menghancurkan suasana hati kita? Ya, kejadian-kejadian seperti itu bisa membuat kita tidak fokus, terpancing untuk marah, membuat hati kita menjadi jengkel dan kesal.

Mengapa kita kerap kali kehilangan mood? Bukankah karena kita membiarkan situasi-situasi negatif yang terjadi di sekitar kita menumpuk di hati kita? Di rumah, tiba tiba istri, suami, atau anak-anak kita mengucapkan kata-kata yang agak kasar; di kantor, atasan kita menumpahkan kemarahan yang tanpa sebab kepada kita. Apa reaksi kita? Karena kita membiarkan hal hal ini menumpuk di hati kita, maka mood kerja kita di hari itu menjadi rusak.

Ingat selalu firman Tuhan yang mengatakan: "Jagalah hatimu dengan kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Kitalah yang harus berkuasa atas diri kita bukan orang lain. Jangan biarkan situasi berkuasa atas kita, kitalah yang harus berkuasa atas situasi itu. Berkuasalah atas situasi dan diri kita, kendalikan diri kita, hanya itu cara untuk menjaga mood kita mencegah terjadinya kekacauan dalam kehidupan.

"Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya." (Amsal 25:28)

Sumber: Renungan Kristen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar