Jumat, 07 April 2023

SETERU SALIB

[[Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.]] (Filipi 3:18-20)
 



Seteru artinya lawan. Seteru salib berarti lawan dari salib Kristus itu. Apa yang menjadi tanda bahwa seseorang adalah seteru salib? Paulus memberikan tiga ciri khas seteru salib itu di dalam Filipi 3:19, “Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju pada perkara duniawi.” Ciri pertama, ber-Tuhan-kan perut alias kenikmatan. Para seteru salib itu adalah pemburu kenikmatan berapa pun harganya. Hedonis merupakan kata yang mungkin cocok untuk menggambarkan perilaku ini. Ciri kedua, kemuliaan mereka ialah aib mereka. Orang-orang yang melawan salib itu berbangga atas dosa dan kesalahan mereka, alih-alih menyembunyikannya. Ketiga, pikiran seteru salib itu hanya tertuju pada perkara duniawi. Hal ini berarti mereka tidak memedulikan Tuhan dan kehendak-Nya.

Pada hari Jumat Agung ini tatkala kita memperingati penyaliban Kristus, sungguh saat yang tepat bagi kita untuk memeriksa diri. Apakah kita berpihak pada salib Kristus itu atau menjadi seteru salib itu? Jangan-jangan, walaupun mulut berujar bahwa kita mencintai Yesus Kristus, tetapi perilaku kita menggambarkan tiga ciri seteru salib itu. Tak perlu sibuk menunjuk orang lain, namun mari kita memeriksa perjalanan hidup kita pribadi.

Salib Kristus adalah tanda kasih karunia-Nya bagi semua manusia. Sebagian orang memandang salib itu dengan rasa syukur, sebagian lagi diam-diam atau terang-terangan melawan salib itu. Siapa diri kita di hadapan salib-Nya? Sahabat atau seteru salib Kristus?
 (Wahyu Pramudya)

Sumber: Amsal Hari Ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar