Minggu, 31 Desember 2023

BERUBAH UNTUK BERBUAH

[[Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. ]] (Yohanes 15:2)

Momen akhir tahun biasanya digunakan untuk mengevaluasi pencapaian selama setahun yang berjalan, sekaligus menentukan target pada tahun mendatang. Secara pribadi kita juga "bercermin" apakah hidup kita sudah bermanfaat? Baik untuk diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Hidup seharusnya dijalani dengan menentukan target yang harus dicapai.

Target kadang bisa menimbulkan rasa gentar. Apalagi kalau kata target itu keluar dari Sang Mahakuasa. Tuhan Yesus menggunakan istilah "berbuah". Ada perbedaan di antara ranting yang menghasilkan dan yang tidak menghasilkan buah, yaitu orang yang tinggal di dalam Kristus dan yang di luar Kristus. Seakan-akan orang Kristen harus mencapai suatu hasil konkret tertentu jika ia tidak ingin dirinya "dicampakkan ke dalam api lalu dibakar". Benarkah demikian?

Nas ini memang menyinggung risiko dan imbalan, tetapi ada faktor penting yang perlu kita sadari. Berlawanan dengan dunia kerja sekuler yang menekankan target pribadi harus dicapai berdasarkan kompetensi pribadi, nas ini justru memaparkan betapa tergantungnya seorang murid Tuhan dalam menghasilkan buah. Murid harus diubah terlebih dulu oleh Sang Guru agar dapat berbuah. Pertama, ia "dibersihkan" oleh Bapa supaya dapat lebih banyak berbuah. Kedua, ia mampu berbuah mutlak hanya karena dirinya tinggal di dalam Kristus, Sang Pokok Anggur, bukan karena kapasitas pribadinya. Ketiga, murid berbuah karena firman Tuhan menjadi dasar hidupnya. Keempat, buah karya si murid itu niscaya untuk memuliakan Tuhan.

(Eddy Nugroho)

Sumber: Amsal Hari Ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar