Sabtu, 15 Juni 2024

Ucapan Mencerminkan Hati Kita


Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. –Lukas 6:45


Ayat Bacaan & Wawasan :

Lukas 6:43-45


Bagaimana kita dapat membuang perkataan kotor dari ucapan kita? Sebuah SMA memutuskan untuk membuat janji “tidak ada kata-kata kotor”. Para siswa diharuskan untuk mengikrarkan janji ini: “Dengan kesungguhan hati, saya berjanji tidak akan menggunakan kata-kata kasar dan kotor dalam bentuk apa pun di dalam lingkungan dan wilayah [sekolah kita].” Usaha ini mulia, akan tetapi, menurut Yesus, tidak satu pun peraturan atau janji yang dapat menutupi bau busuk dari perkataan kotor.


Menghilangkan bau busuk dari perkataan yang diucapkan mulut kita harus dimulai dengan pembaruan hati. Yesus berkata bahwa sama seperti orang mengenali jenis pohon dari buahnya (Luk. 6:43-44), perkataan kita dapat menunjukkan dengan jelas apakah hati kita selaras dengan Dia dan kehendak-kehendak-Nya. Buah melambangkan perkataan seseorang, karena “yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya” (ay. 45). Kristus menegaskan bahwa apabila kita sungguh-sungguh ingin mengubah apa yang keluar dari mulut kita, maka pertama-tama hati kitalah yang harus diubahkan dengan pertolongan-Nya.


Janji yang diucapkan saja tak mungkin dapat mengekang ucapan kasar yang keluar dari hati yang belum diubahkan. Kita hanya dapat membuang kata-kata kotor dengan terlebih dahulu percaya kepada Yesus (1 Kor. 12:3), dan kemudian mengundang Roh Kudus untuk memenuhi kita (Ef. 5:18). Roh Kudus akan bekerja di dalam diri kita untuk mengilhami dan menolong kita agar tekun menaikkan syukur kepada Allah (ay. 20) dan mengucapkan perkataan yang membangun dan menguatkan orang lain (4:15,29; Kol. 4:6).


Oleh:  Marvin Williams


Renungkan dan Doakan

Apa yang diungkapkan ucapan saya tentang hati saya? Bagaimana saya dapat mengundang Roh Kudus untuk mengubah perkataan saya sekarang ini?


Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk mengucapkan kata-kata yang memuliakan-Mu dan menguatkan orang lain.


Sumber: Our Daily Bread

Tidak ada komentar:

Posting Komentar