Rabu, 16 April 2025

William Tyndale: Pejuang Firman Tuhan

Pada abad ke-16, Alkitab hanya tersedia dalam bahasa Latin, yang hanya bisa dibaca oleh kaum terpelajar dan pemimpin gereja. Namun, seorang pria bernama William Tyndale memiliki mimpi besar: ia ingin semua orang, termasuk petani dan rakyat biasa, dapat membaca firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri.

William Tyndale lahir di Inggris pada tahun 1494. Sejak muda, ia dikenal sebagai seorang yang cerdas dan memiliki kecintaan mendalam terhadap Alkitab. Namun, ketika ia menyadari bahwa banyak orang tidak bisa memahami firman Tuhan karena keterbatasan bahasa, hatinya terbakar dengan semangat untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris.

Namun, saat itu, menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris dianggap sebagai pelanggaran berat. Gereja dan kerajaan menentang upaya ini dengan keras, bahkan mengancam siapa saja yang mencoba menerjemahkan Alkitab dengan hukuman mati. Tapi Tyndale tidak gentar. Ia percaya bahwa setiap orang berhak memahami firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri.

Ia pun pergi ke Jerman untuk menerjemahkan Alkitab. Dengan banyak tantangan dan bahaya yang mengintai, ia berhasil mencetak dan menyebarkan Alkitab dalam bahasa Inggris secara rahasia ke Inggris. Banyak orang yang akhirnya dapat membaca firman Tuhan untuk pertama kalinya!

Sayangnya, perjuangan Tyndale berakhir tragis. Pada tahun 1536, ia ditangkap dan dihukum mati. Namun, sebelum menghembuskan napas terakhirnya, ia berdoa, "Tuhan, bukalah mata raja Inggris."

Doanya tidak sia-sia. Beberapa tahun setelah kematiannya, Raja Henry VIII akhirnya mengizinkan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Inggris, dan hasil terjemahan Tyndale menjadi dasar bagi banyak terjemahan Alkitab berikutnya, termasuk King James Version yang masih digunakan hingga saat ini.

Kisah William Tyndale mengajarkan kita tentang keberanian, ketekunan, dan iman yang teguh. Ia rela mengorbankan nyawanya agar orang lain bisa mengenal Tuhan.

Hari ini, kita memiliki Alkitab dalam bahasa kita sendiri berkat pengorbanannya. Mari kita tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, tetapi semakin giat membaca, memahami, dan menjalankan Firman Tuhan dalam hidup kita!

Sumber: Renungan Kristen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar