CUMA IKUT-IKUTAN
"Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut" (Amsal 1:10)
Ada banyak orang yang
tadinya baik-baik tetapi kemudian terjerumus ke dalam berbagai bentuk kejahatan
karena ikut-ikutan temannya. Mereka terpengaruh oleh lingkungan pergaulan yang
buruk dan ikut terseret ke dalam kesesatan. Kita kerap mendengar orang yang
menjadi rusak karena pergaulan yang salah. Tadinya orang itu hidup baik, namun
ketika masuk ke dalam lingkungan pergaulan yang salah mereka terjerumus
ikut-ikutan masuk ke dalam dosa. Awalnya mungkin bisa berkata tidak, namun
lambat laun apa yang kita ketahui sebagai dosa itu akan mulai terlihat
biasa-biasa saja, lalu kita pun mulai memberi toleransi. Yang terjadi
selanjutnya, orang yang tadinya baik bisa berubah menjadi sosok baru yang tidak
lagi peka terhadap dosa.
Apakah ini berarti kita tidak boleh membuka diri seluas-luasnya untuk berteman dengan banyak orang? Tentu saja bukan demikian. Kita tidak dilarang untuk berteman dengan orang lain, hanya saja kita harus memperhatikan benar dengan siapa kita menjalin hubungan pertemanan karena tidak peduli sekuat apapun iman kita, ketika kita terus menerus memberi toleransi akan dosa maka cepat atau lambat kita bisa terpengaruh lalu menuruti bujukan-bujukan mereka.
Orang-orang berdosa akan selalu mencari orang lain untuk mengikuti gaya hidup mereka yang salah. Dan kita kerap menuruti mereka dengan didasari banyak alasan. Takut dianggap ketinggalan jaman alias kampungan atau kuno, gengsi atau segan jika menolak, takut dikucilkan dari pergaulan dan sebagainya bisa menjadi awal kejatuhan kita.
Dalam begitu banyak ayat Firman Tuhan telah mengingatkan betapa berbahayanya bermain-main dengan dosa. Mungkin awalnya hanya coba-coba, mungkin hanya ingin tahu dan alasan lainnya, tetapi ingatlah bahwa meski terlihat sepele hal seperti ini bisa menjadi awal hadirnya masalah. Yakobus menyampaikan gambaran betapa berbahayanya ketika kita mulai bertoleransi dengan dosa. "Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:15).
Apakah ini berarti kita tidak boleh membuka diri seluas-luasnya untuk berteman dengan banyak orang? Tentu saja bukan demikian. Kita tidak dilarang untuk berteman dengan orang lain, hanya saja kita harus memperhatikan benar dengan siapa kita menjalin hubungan pertemanan karena tidak peduli sekuat apapun iman kita, ketika kita terus menerus memberi toleransi akan dosa maka cepat atau lambat kita bisa terpengaruh lalu menuruti bujukan-bujukan mereka.
Orang-orang berdosa akan selalu mencari orang lain untuk mengikuti gaya hidup mereka yang salah. Dan kita kerap menuruti mereka dengan didasari banyak alasan. Takut dianggap ketinggalan jaman alias kampungan atau kuno, gengsi atau segan jika menolak, takut dikucilkan dari pergaulan dan sebagainya bisa menjadi awal kejatuhan kita.
Dalam begitu banyak ayat Firman Tuhan telah mengingatkan betapa berbahayanya bermain-main dengan dosa. Mungkin awalnya hanya coba-coba, mungkin hanya ingin tahu dan alasan lainnya, tetapi ingatlah bahwa meski terlihat sepele hal seperti ini bisa menjadi awal hadirnya masalah. Yakobus menyampaikan gambaran betapa berbahayanya ketika kita mulai bertoleransi dengan dosa. "Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:15).
Seperti apa saja
bentuknya keinginan-keinginan yang bisa berbuah dosa dan melahirkan maut itu?
Paulus sudah merincinya. "Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan,
iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya." (Galatia 5:19-21a).
Dan terhadap pelaku dari semua itu tidak akan mendapatkan bagian dalam Kerajaan
Allah. (ay 21b).
Kita harusnya menjadi
contoh atau teladan, bukannya malah dengan mudah terbujuk untuk ikut-ikutan.
Segala perbuatan dosa sesungguhnya berasal dari Iblis.
Ikut-ikutan tidak
akan pernah cukup menjadi alasan untuk mengelak dari konsekuensi yang harus
kita tanggung kelak ketika kita terjerumus masuk ke dalam jebakan dosa.
Berikan pengaruh yang baik dalam lingkungan bukan sebaliknya malah ikut-ikutan menjadi jahat
Berikan pengaruh yang baik dalam lingkungan bukan sebaliknya malah ikut-ikutan menjadi jahat
Diedit dari Renungan Harian
Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar