Minggu, 13 November 2011

Jauh Melebihi Emas Murni


"Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua." (Mazmur 119:127)

Semakin lama semakin banyak orang yang lebih suka berinvestasi dalam logam emas ketimbang menabung uang di bank. Kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu membuat nilai tukar mata uang menjadi sulit diprediksi. Ketika tiba-tiba terjadi goncangan, nilai mata uang ini bisa anjlok seketika. Belum lagi jika bank yang bersangkutan mengalami masalah serius. Pemerintah memang menjamin, tetapi bayangkan betapa repot urusannya. Selain itu menabung dalam bentuk emas dianggap akan memberikan keuntungan yang lebih jika dibandingkan kisaran bunga yang ditawarkan oleh bank. Jika menyimpan dalam bentuk emas yang sudah menjadi perhiasan saja sudah menguntungkan, bayangkan apabila investasi dilakukan dalam bentuk emas murni, emas 24 karat alias emas dengan kadar kemurnian 99.99%. Harga emas dinilai banyak orang jauh lebih stabil dibanding nilai mata tukar uang dan tidak terlalu terpengaruh oleh berbagai goncangan moneter atau ekonomi dunia. Bahkan ketika krisis ekonomi terjadi beberapa tahun yang lalu, ada negara yang pulih dengan cepat karena ternyata mereka memiliki cadangan emas yang banyak. Ini menunjukkan betapa berharganya emas di dunia.

Tetapi dengarlah kata Daud, bahwa ada sesuatu yang ternyata jauh lebih berharga dibandingkan emas, bahkan emas murni atau emas yang sudah lama sekalipun. Apakah itu? Daud menyebutkan bahwa apa yang jauh lebih berharga dari emas itu tidak lain adalah Firman Tuhan. "Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua." (Mazmur 119:127). Betapa berharganya, betapa bernilainya, betapa berkuasanya firman Tuhan. Perhatikan bahwa hal ini dikatakan oleh Daud, seorang Raja Israel dengan harta yang banyak. Artinya, meski Daud tahu bagaimana tinggi nilai emas itu, ia menyadari bahwa itu tetaplah tidak sebanding dengan tingginya nilai Firman Tuhan.

Mengapa Daud bisa menilai Firman Tuhan ini dengan begitu tingginya? Mari kita lihat awal dari Injil Yohanes. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes 1:1-5). 
Sebab Firman itu adalah Allah. The Word was God Himself. Itu artinya dengan berhadapan dengan Firman Tuhan maka kita pun sebenarnya tengah berhadapan dengan Tuhan sendiri. Ada kuasa disana, ada perlindungan, ada pertolongan, ada solusi atau jawaban dari setiap persoalan hidup, ada peringatan, ada teguran, ada nasihat, ada tuntunan, ada kunci-kunci rahasia kehidupan, ada mukjizat, dan yang jauh lebih penting, ada janji keselamatan yang kekal bagi kita setelah meninggalkan dunia yang fana ini. Jika demikian, tidakkah Firman ini jauh lebih berharga ketimbang emas murni?
Firman Tuhan selalu bagaikan setetes embun penyejuk yang menyegarkan jiwa, bahkan mampu memberi energi atau tenaga tambahan sekaligus memberi kelegaan dan ketenangan dalam situasi-situasi sulit. Ada banyak saudara kita yang kesulitan mendapat akses untuk bisa membaca Firman Tuhan karena banyak hal. Mungkin mereka berada di tempat terpencil atau di tempat yang tidak mengijinkan mereka untuk menghidupi keyakinannya. Jika anda tidak mendapat kesulitan hari ini untuk bisa berdiam di dalam hadiratNya, mendengar suaraNya yang lembut dan terus dipenuhi dengan curahan kasihNya lewat firman-firmanNya, bersyukurlah untuk itu dan jangan buang-buang kesempatan seperti itu.


Diedit dari Renungan Harian Online


Tidak ada komentar:

Posting Komentar