Ia
harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yohanes 3:30)
Waktu Sheri bertunangan, Amy sahabatnya
yang masih lajang ikut merayakannya. Amy merencanakan pesta bagi sang calon
pengantin wanita, membantunya memilih gaun pengantin, berjalan menuju altar di
depan Sheri dan berdiri di sampingnya sebagai pendamping pengantin selama
upacara pernikahan di gereja. Ketika Sheri dan suaminya dikaruniai anak, Amy
mengadakan pesta bagi mereka dan ikut bersukacita atas berkat-berkat yang diterima
Sheri.
Shery berkata kepada Amy, “Kau
sudah menghiburku di saat – saat sulit, tetapi satu hal khusus yang membuatku
yakin bahwa kau sungguh mengasihiku adalah ketika kau ikut bersukacita
bersamaku di masa-masa bahagiaku. Kau tak biarkan cemburu menghalangimu untuk
merayakan sukacita bersamaku.”
Ketika para murid Yohanes
Pembaptis mendengar makin banyak orang mengikuti seorang rabi baru bernama
Yesus, mereka berpikir Yohanes bisa jadi iri (Yoh. 3:26). Mereka menemuinya dan
berkata: “Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” Namun, Yohanes
ikut bersukacita dalam pelayanan Yesus, “Aku diutus untuk
mendahului-Nya….Tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan
yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu.
Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh” (ay.28:29).
Sikap rendah hati haruslah juga
menjadi ciri hidup kita. Daripada menginginkan perhatian untuk diri sendiri,
segala hal yang kita lakukan haruslah membawa kemuliaan bagi Juruselamat kita.
“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (ay.30).
Sumber: Renungan Harian Santapan Rohani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar