Jumat, 11 November 2011

Sebuah Game Kehidupan



"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya (Matius 6:19-20)


Ada sebuah buku yang ditulis oleh John Ortberg berjudul,”When The Game Is Over It All Goes Back In The Box” (Ketika Sebuah Permainan Berakhir Semuanya Akan Kembali Dimasukkan ke Kotak). Buku ini menggambarkan tentang perjalanan kehidupan kita seperti sebuah permainan dan setiap orang yang terlibat dalam permainan hanya memiliki satu tujuan, yaitu menjadi pemenang. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah cara kita memandang dan menjalani kehidupan saat ini sedang menempatkan kita pada rel yang benar untuk membawa kita menjadi pemenang kehidupan yang sesungguhnya?
Dunia mengukur kesuksesan dan kemenangan hidup dari berapa banyak kekayaan yang bisa kita dapatkan. Namun,Yesus mengatakan di dalam kisah orang kaya yang bodoh, bahwa hal ini adalah sebuah kebodohan. Orang kaya ini berkata, “Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah,makanlah,minumlah,dan bersenang -senanglah.” Ketika orang kaya tersebut mati, Yesus berkata, “Hai engkau orang bodoh, … untuk siapakah itu nanti?”Orang kaya ini memandang dan menjalani kehidupan seperti sebuah permainan Monopoly.
Di mana kemenangan ditentukan oleh berapa banyak kekayaan berupa hotel, rumah, dan asset lainnya. Tetapi permainan Monopoly yang benar di mata Tuhan adalah memiliki harta kekayaan rohani yang dijabarkan Yesus dengan kata menjadi kaya di hadapan Tuhan. Mat 6;19-20 berkata, “Jangan kamu mengumpulkan harta di bumi…. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di Sorga….” Semua yang ada di muka bumi bersifat sementara dan perkara-perkara yang di atas bersifat kekal. Oleh sebab itu, orang yang bijaksana akan membangun kehidupannya dengan mempertimbangkan juga perkara-perkara yang kekal, bukan hanya perkara-perkara duniawi yang bersifat sementara.
Kita tidak dapat kembali ke masa lalu, kita juga tidak dapat mencapai sesuatu di masa depan tanpa sebuah rencana saat ini. Artinya, jangan biarkan kehidupan berlalu seperti air yang mengalir, tetapi jalanilah kehidupan ini dalam sebuah alur perjalanan yang benar. Perhatikanlah cara kita menjalani kehidupan ini: Apakah yang menjadi prioritas kita? Apakah definisi kesuksesan bagi kita? Apakah yang dapat menjadi sumber kebahagiaan kita? Pertanyaan – pertanyaan ini akan menentukan jenis permainan kehidupan yang kita jalani. Oleh karena itu, carilah jawabannya dalam  terang firman Tuhan, bukan kepada kesuksesan yang dunia berikan. Yeyasa mengatakan “Kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.” Mintalah hikmat Tuhan untk menjadikan kita seorang pemenang. Takut akan Tuhanlah yang akan membuat kita tetap  berada pada rel yang akan membawa kita kepada sebuah kemenangan. Dengan memiliki hal-hal ini dalam kehidupan, menjadikan diri kita kaya di hadapan Tuhan.

Sumber: Renungan Harian Manna Sorgawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar