Kamis, 19 Agustus 2021

KETIKA TUHAN MENUNGGU

[[Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? ]] (Yesaya 5:4b)

Pernahkah terlintas dalam pikiran kita bahwa Tuhan menunggu? Kita membayangkan, dalam kemahakuasaan-Nya, Allah dapat menjadikan segala sesuatu dengan secepat kilat. Mengapa harus menunggu?

Bahwa Tuhan mau menunggu, hal itu tidak bertentangan dengan kemahakuasaan-Nya. Dia menunggu karena dalam kemahakuasaan-Nya Dia memilih bertindak demikian. Dia menetapkan Israel menjadi kebun anggur-Nya. Dia telah mencangkul, membuang batu-batu, mendirikan menara jaga dan menanam pokok anggur pilihan (ayat 2). Dia telah melakukan semua yang diperlukan untuk menumbuhkan pokok anggur pilihan itu. Maka dari itu, Dia menanti sampai musim tuai tiba. Tetapi sayang, Israel justru menghasilkan buah yang asam berupa kelaliman dan keonaran (ayat 7).

Bagaimana dengan kita pada masa kini? Sejak kita menerima Kristus, sesungguhnya hidup kita sangat istimewa, bagai pokok anggur pilihan. Sang Pemilik kebun anggur telah mengupayakan semua yang terbaik, dan Dia menanti kita menghasilkan buah anggur pilihan. Tetapi, pokok anggur yang telah ditanam itu tidak boleh asal tumbuh. Dia harus bertumbuh dengan baik untuk menghasilkan buah yang lebat dan manis.

Tuhan dengan sabar menanti kita menghasilkan buah anggur pilihan. Tidak sepatutnya kita memanfaatkan kesabaran-Nya itu dengan menunda-nunda. Sekaranglah waktunya untuk berbuah. Berbuahlah dengan lebat dan manis melalui tutur kata, pikiran, dan sikap yang menjadi berkat bagi banyak orang. Kiranya Pemilik kebun anggur dipermuliakan melalui hasil kebun anggur-Nya. (Helen Aramada)

Sumber: Amsal Hari Ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar