Selasa, 05 Juli 2022

MABUK LAUT

[[Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. ]] (Kolose 3:2)

Keringat dingin membasahi sekujur tubuh saya. Dengan susah payah, saya berusaha keras agar tidak mabuk, apalagi sampai pingsan. Di dalam perahu yang pengap, ditambah empasan ombak besar melawan perahu kami yang sedang menuju Nusa Lembongan, perut saya terasa sangat mual dan mata saya mulai berkunang-kunang. 

Sekonyong-konyong saya teringat pada sebuah nasihat yang mengatakan bahwa jika kita mulai mabuk laut, maka kita harus memusatkan pandangan mata pada satu titik jauh. Segera saya tujukan pandangan saya pada gumpalan awan di atas. Saya bayangkan bentuknya seperti pintu surga yang dilihat Yakub di dalam mimpinya. Perlahan-lahan rasa mual dan pening saya mereda walaupun guncangan ombak masih menghantam. Kini saya sudah bisa mengikuti irama empasan ombak itu. Tidak lama kemudian, saya selamat sampai ke tempat tujuan tanpa mabuk. 

Bukankah hidup kita juga demikian? Masalah, tantangan, kekhawatiran, kekecewaan, dan kepahitan bertubi-tubi menghantam dan mengguncang kita sampai kita berjalan terhuyung-huyung. Oleh karena itu, seperti ayat mas yang menasihatkan kita untuk memikirkan perkara di atas, kita harus menujukan pandangan kita kepada Tuhan. Dengan demikian, manusia baru kita akan terus-menerus diperbarui. Kita takkan “mabuk laut” lagi dalam perjalanan hidup kita, dan seperti dikatakan di ayat 15-17, hidup kita akan diperintah oleh damai sejahtera, hati kita penuh dengan nyanyian, dan bibir kita melimpah dengan ucapan syukur.
(Henry Sujaya Lie)

Sumber: Amsal Hari Ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar