Kamis, 08 September 2022

Rindu Dengkuran Suami

Seorang perempuan yang sedang berduka karena ditinggal suaminya didatangi sahabatnya.

Perempuan itu pun bercerita tentang mendiang suaminya kepada sahabatnya itu. Ia menyatakan penghargaan atas hal-hal sederhana yang dilakukan sang suami.

"Dulu aku jengkel dan sering marah karena suamiku itu sering mendengkur dan kentut sembarangan," cerita perempuan itu.

Perempuan itu melanjutkan. "Namun saat ia masuk rumah sakit dan kondisinya bertambah parah, dengkuran dan bunyi kentut yang biasanya membuatku jengkel dan marah, malah membuatku senang karena menjadi tanda bahwa ia masih hidup."

"Sekarang, menjelang tidur, aku merindukan bebunyian yang dulu membuatku jengkel dan marah itu sambil mengenangnya," tutup perempuan itu.

"Untuk segala sesuatu ada masanya," begitu kata Pengkhotbah. Ada waktu untuk menangis, tertawa, meratap, dan menari.

Empat hal tersebut juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ada saja peristiwa, baik secara pribadi maupun bersama keluarga, yang membuat kita mengucurkan air mata atau terbahak-bahak. Pada kesempatan lain, kesedihan yang mendalam membuat kita meratap. Namun, kita juga mendapat kesempatan untuk menari karena mengalami perkara yang membahagiakan. Setiap orang hendaknya bersiap untuk menerima "giliran" dalam keempat hal tersebut.

Kelak ketika kita berpisah dengan orang yang kita kasihi, entah penyesalan entah kenangan manis yang melekat, tergantung pada apa yang kita lakukan sekarang. Selama masih ada waktu, bahkan untuk hal yang menjengkelkan, belajarlah menikmatinya. Kelak, mungkin hal itulah yang justru kita rindukan.

Mari belajar untuk mencintai, menghargai, dan bersyukur atas keberadaan orang-orang terdekat kita.

"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. ...ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;" (Pengkhotbah 3:1,4)

Sumber: Renungan Kristen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar