Permintaan Remeh Sang Putri
Yesaya 49:16 Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Seorang hamba Tuhan sedang dalam perjalanan menghadiri sebuah pertemuan sebagai pembicara tapi dia harus berhadapan dengan kemacetan yang menjengkelkan. Sebuah doa dinaikkan olehnya agar ditibakan tepat pada waktunya. Ternyata ia tiba beberapa menit sebelum acara dimulai. Puji Tuhan.
Setibanya di sana, tidak ada lahan parkir yang tersedia, dan dia berdoa lagi. Saat berdiri di muka peserta, komputer yang harus digunakan tiba-tiba bermasalah, doa dinaikkan lagi.
Pada penghujung hari, sambil duduk mengerjakan setumpuk urusan yang tertunda, terbesitlah rasa "kurang enak" dalam hatinya, mengarah pada rasa bersalah. Sepanjang hari mendoakan hal-hal yang remeh. Bukankah urusan Allah adalah perkara yang besar, yang dahsyat? Buat repot saja?
Keesokan harinya, putri kecilnya datang dengan setumpuk masalahnya kepada sang ayah. Semua masalah yang kecil, urusan anak-anak. Pensil yang tidak dapat diserut tajam, rambut boneka kusut tidak bisa disisir, bahkan punggung yang gatal dan putrinya tidak dapat menggaruknya sendiri! Ia pun melayani putrinya dengan penuh kasih dan kelembutan.
Teringatlah ia akan Mazmur 103:13 "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." Sungguh, seperti apa yang dilakukan kepada anaknya, seperti itu pula yang dilakukan Bapa di sorga untuknya.
Yesaya 49:15-16 mengingatkan kita, bahwa bisa saja seorang ibu lupa mengasihi anaknya. Tetapi Allah tidak pernah lupa mengasihi kita anak-anak-Nya. Allah meyakinkan kita, nama kita ada di telapak tangan-Nya. Terukir dan tetap ada di sana.
Kedekatan seperti ini berlaku bagi setiap manusia yang takut dan bersandar hanya pada-Nya. Sama seperti putri kecil umur 5 tahun datang dengan segudang "persoalan", kita juga dipersilahkan datang dengan aneka ragam masalah.
Masalah sehari-hari? Oke! Masalah kecil dan sederhana? Oke juga! Masalah kecil yang sangat pribadi -- mungkin terkesan remeh? Dengan tersenyum, Ia mengangguk manis dan berkata dengan sabar, "Silahkan!"
Yesaya 49:15-16 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Sumber: Renungan Kristen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar