"Tak Pernah Ditinggalkan"
Baca: Matius 27:45-50
Kira-kira jam tiga, berserulah Yesus dengan suara nyaring: . . . Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? –Matius 27:46
Ketika kakek saya sekarat, saya mendatangi tempat perawatannya untuk mengucapkan selamat jalan. Saya belum pernah melihat seseorang meninggal, tetapi saya bisa merasakan kepergiannya dari desah napasnya yang berat dan matanya yang cekung. Saya ingin mengucapkan selamat jalan kepadanya. Saya ingin kakek saya tahu (meski saya rasa ia tidak sadar) bahwa di tempat yang suram ini, beliau tidak sendirian.
Rasanya tidak ada yang lebih buruk daripada merasa sendirian di saat-saat tergelap Anda. Yesus juga merasakannya. Dari atas kayu salib, Dia berseru: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat. 27:46). Dia tidak hanya mengungkapkan perasaan-Nya sendiri, tetapi juga menyuarakan penderitaan seluruh dunia. Di sini Kristus tidak asal bicara, melainkan Dia menyerukan salah satu doa yang dinaikkan umat Israel (Mzm. 22:2). Dia menggemakan perasaan orang Israel yang takut Allah telah meninggalkan mereka, dan Dia juga berdoa bersama kita, dengan menyerukan ketakutan yang juga kita hadapi ketika kita merasa putus asa. Di saat kita kehilangan anak kita atau gagal membina pernikahan kita, kita takut Allah telah meninggalkan kita.
Namun, justru Yesus—yang disalib dan kemudian bangkit—menjadi jawaban bagi penderitaan kita. Kita mungkin merasa ditinggalkan, tetapi Yesus mengungkapkan kebenaran ini: Allah selalu menyertai kita, bahkan ketika kita berjalan dalam lembah kekelaman. Kita tidak pernah ditinggalkan - Winn Collier
Renungkan & Doakan:
Dalam hal apa Anda merasa ditinggalkan? Bagaimana Allah pernah menjumpai Anda, ketika Anda merasa sendirian dan ditinggalkan?
Ya Allah, aku tahu bagaimana rasanya ditinggalkan. Namun, karena Engkau ada, aku tidak pernah sendirian.
Sumber: Our Daily Bread Ministries
Tidak ada komentar:
Posting Komentar