Bertumbuh bersama melalui firman Tuhan dan rasakan pengalaman berjalan bersama Tuhan setiap hari
Jumat, 31 Maret 2023
Kamis, 30 Maret 2023
Rabu, 29 Maret 2023
Selasa, 28 Maret 2023
Senin, 27 Maret 2023
Minggu, 26 Maret 2023
Kekristenan yang Mengubahkan
Bacaan: LUKAS 7:18-23
Lalu Yesus menjawab mereka, "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberita (Lukas 7:22)
Kerala adalah salah satu negara bagian di India yang 25 persen penduduknya percaya kepada Kristus. Sejak kekristenan masuk di Kerala pada tahun 52 M, diyakini dibawa oleh Rasul Tomas, terjadi perubahan positif bagi masyarakat setempat. Angka penduduk yang melek huruf cenderung meningkat dan kehidupan orang-orang percaya di sana juga memberi kontribusi signifikan secara nasional, termasuk lewat lembaga pendidikan dan rumah sakit yang tersebar di seluruh negeri. Kekristenan masuk ke Kerala tidak hanya membawa Injil, tetapi juga meningkatkan kualitas dan taraf hidup penduduk setempat. Sungguh luar biasa.
Kekristenan seharusnya membawa kebaikan bagi sekelilingnya. Kekristenan tak hanya berkaitan dengan surga dan neraka, tetapi kehidupan yang diubahkan dan berdampak positif bagi dunia ini. Sepanjang sejarah, ada banyak orang mengalami jamahan kasih Yesus dan kehidupan mereka diubahkan menjadi lebih baik. Simaklah perkataan Yesus seperti yang dicatat oleh Lukas: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan orang miskin menerima kabar baik. Ya, kedatangan Yesus selalu membawa kebaikan bagi orang-orang yang menerimanya.
Sampai hari ini, sudah berapa lama kita menjadi pengikut Kristus? Apakah perubahan hidup itu sudah terjadi secara nyata, juga dapat dirasakan dampaknya oleh sekitar kita? Jika belum, sepertinya ada yang keliru, karena kehadiran Kristus seharusnya mengubahkan kehidupan seseorang, sehingga hidupnya menjadi berkat. --GHJ/www.renunganharian.net
SEMAKIN LAMA KITA MENGENAL TUHAN, KUALITAS HIDUP KITA SEHARUSNYA SEMAKIN BAIK.
Sabtu, 25 Maret 2023
Kasihilah sesamamu manusia. [Matius 5:43]
“Kasihilah sesamamu manusia.” Mungkin dia berlimpah dengan kekayaan, sedangkan engkau miskin dan tinggal di rumahmu yang kumuh bersebelahan dengan rumahnya yang sangat mewah; setiap hari engkau melihat kediamannya, pakaiannya yang indah, dan makanan pestanya yang berlimpah dan mahal; Allah telah memberikan dia karunia-karunia itu, janganlah menginginkan kekayaannya, dan jangan berpikir buruk mengenai dia. Puaslah dengan tanahmu sendiri jika engkau tidak bisa mendapatkan yang lebih baik, tetapi janganlah melihat tetanggamu dan berharap dia menjadi seperti dirimu. Kasihilah dia, maka engkau tidak akan iri hati kepadanya.
Sebaliknya, mungkin engkau kaya raya dan ada orang miskin yang tinggal di dekatmu. Jangan menganggap remeh mereka. Ketahuilah bahwa engkau wajib mengasihi mereka. Dunia menyebut mereka lebih rendah daripada engkau. Dalam hal apa mereka lebih rendah? Mereka jauh lebih sederajat dengan engkau dan sama sekali tidak lebih rendah dari engkau, karena “Dari satu orang saja Allah telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi.” [Kisah Para Rasul 17:26] Pakaian milikmulah yang lebih baik daripada pakaian mereka, tetapi dirimu tidak sama sekali lebih baik daripada mereka. Perhatikanlah bahwa engkau harus mengasihi sesamamu walaupun dia berpakaian compang-camping ataupun tenggelam dalam kemiskinan.
Tetapi, mungkin, engkau berkata, “Aku tidak bisa mengasihi sesamaku, karena setiap hal yang kulakukan mereka balas tanpa rasa terima kasih dan tanpa hormat.” Ada lebih banyak lagi ruang untuk kepahlawanan kasih. Akankah engkau menjadi seorang prajurit yang lembek seperti kasur bulu, alih-alih menanggung kasarnya pertarungan kasih? Orang yang paling berani, akan menang paling banyak; dan apabila kasihmu melalui jalan yang kasar, jalanilah itu dengan berani, dengan terus mengasihi sesamamu dalam saat-saat yang mudah maupun sulit. Timbunlah bara api di atas kepalanya [Amsal 25:22], dan apabila mereka sulit untuk disenangkan, janganlah berusaha menyenangkan mereka, tetapi senangkanlah Tuhanmu; dan ingatlah apabila kasihmu ditolak mentah-mentah oleh mereka, Tuhanmu tidak menolaknya, dan perbuatanmu akan diterima Tuhanmu seperti kalau mereka menerimanya. Kasihilah sesamamu manusia, karena dengan melakukannya engkau mengikuti jejak kaki Kristus.
Sumber: Renungan Pagi (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Jumat, 24 Maret 2023
Kamis, 23 Maret 2023
Rabu, 22 Maret 2023
Selasa, 21 Maret 2023
Senin, 20 Maret 2023
Minggu, 19 Maret 2023
Sabtu, 18 Maret 2023
Jumat, 17 Maret 2023
Kamis, 16 Maret 2023
Rabu, 15 Maret 2023
Selasa, 14 Maret 2023
Senin, 13 Maret 2023
Minggu, 12 Maret 2023
Sabtu, 11 Maret 2023
Jumat, 10 Maret 2023
Kamis, 09 Maret 2023
Alamat Kebahagiaan
Bacaan: PENGKHOTBAH 2:1-11
Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itu pun sia-sia." (Pengkhotbah 2:1)
Seorang anak kecil datang ke sebuah restoran. "Saya ingin membeli ini untuk ibu, " katanya sambil menyodorkan selembar resep dari dokter. Rupanya anak itu salah alamat. "Nak, " pelayan restoran itu tersenyum, "Apa yang kau mau beli tidak ada di sini, tetapi ada di apotek tepat di sebelah restoran ini."
Kekeliruan anak kecil itu mungkin membuat kita tertawa geli. Namun, tahukah kita bahwa di kehidupan ini ada satu alamat yang banyak orang sering salah kunjungi? Alamat itu adalah tempat di mana kebahagiaan berada. Faktanya, kebahagiaan yang hanya ada pada Tuhan, sering kali dicari di tempat-tempat lain, seperti materi, nafsu duniawi dan ketenaran. Salomo adalah seorang yang pernah menjelajah semua alamat di dunia yang tampak menawarkan kebahagiaan. Di akhir upayanya mencari rasa bahagia, ia mengatakan bahwa semua upayanya sia-sia. Perkataan Salomo bukan sekadar isapan jempol belaka. Itulah sebabnya, Alkitab mencatatnya sebagai seorang yang begitu kaya dan termasyhur. Situasi kehidupan demikian membuat Salomo cenderung berpetualang mencari kebahagiaan. Sayangnya setelah mengunjungi tempat-tempat berlabel materi, nafsu duniawi dan ketenaran, Salomo tidak jua menemukan yang ia cari-cari selama ini.
Seseorang yang mencari kebahagiaan di tempat-tempat yang salah hanya membuang waktu dan tenaganya untuk mengerjakan hal sia-sia. Sungguh amat disayangkan jika kita termasuk bagian dari orang-orang tersebut. Ingat, kebahagiaan dirasakan oleh hati kita. Itulah alasan mengapa kebahagiaan hanya dapat diberi oleh Tuhan, Sang Pembentuk Hati Manusia. Jadi apabila kita ingin mencari kebahagiaan, maka alamat yang tepat adalah Tuhan. --LIN/www.renunganharian.net
ALAMAT KEBAHAGIAAN ADA PADA TUHAN DAN SELAMANYA ITU TIDAK AKAN BERPINDAH.
Rabu, 08 Maret 2023
Selasa, 07 Maret 2023
Senin, 06 Maret 2023
Minggu, 05 Maret 2023
Mengelola Kemarahan
Bacaan: EFESUS 4:15, 26-32
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam kemarahanmu. (Efesus 4:26)
Seorang ibu bercerita tentang anaknya yang sangat sulit mengelola kemarahan. Ketika marah, tidak segan-segan ia melempar barang-barang yang ada di rumahnya. Banyak piring dan gelas yang pecah bahkan cermin yang tergantung dekat wastafel dapur retak. Ibu ini khawatir dan segera memeriksakan anaknya ke psikolog. Psikolog yang ditemui ibu dan anaknya memberikan latihan untuk anak ini menuangkan segala kemarahannya melalui menggambar dan mewarnai. Melalui latihan tersebut, anak menjadi tenang dan si ibu baru sadar bahwa kemarahan dapat dikelola dengan baik, sekalipun melalui cara yang sederhana dan kreatif.
Marah jika tidak dikelola tentu berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang sekitar. Itulah sebabnya Paulus menasihati jika jemaat sedang marah, jangan berbuat dosa dan segera padamkan kemarahan sebelum matahari terbenam (ay. 26). Marah dapat membuka celah untuk iblis masuk dan menguasai hidup orang percaya sehingga Paulus ingin mereka sadar dan tidak memberi kesempatan pada iblis (ay. 27). Selain itu, marah yang isinya menghujat orang lain dan berkata kotor juga seharusnya tidak ada dalam mulut mereka (ay. 29). Paulus ingin jemaatnya memiliki perkataan yang membangun (ay. 29), membuang segala kepahitan, kegeraman, marah, pertikaian dan fitnah (ay. 31).
Setiap orang pasti pernah marah ketika mengalami banyak hal yang terlalu menyakitkan dalam hidup ini. Itu wajar, tetapi kemarahan itu sebaiknya dikelola dengan baik. Mari belajar mencari solusi atas kemarahan yang sering kita rasakan secara kreatif sambil mulai mempraktikkan bagaimana orang percaya harus hidup dalam keseharian: perkataannya membangun, penuh kasih mesra dan saling mengampuni. --YDS/www.renunganharian.net
MENGELOLA KEMARAHAN ITU PERLU SEBELUM DAMPAKNYA
DAPAT MERUSAK BAHKAN MERUGIKAN.
Sabtu, 04 Maret 2023
Jumat, 03 Maret 2023
Memperhatikan Kepentingan Pasangan
Bacaan: FILIPI 2:1-11
Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (Filipi 2:4)
Suatu ketika saya dan istri terlibat dalam perdebatan kecil soal arah. Ketika hendak berfoto, saya merasa dia keliru menyebut arah, tetapi ketika saya hendak mengoreksi, malah terjadi kesalahpahaman sehingga perdebatan kecil itu pun terjadi. Syukurlah perdebatan itu tidak berlangsung lama karena kami sudah cukup mengenal satu sama lain. Lewat keputusan untuk mengalah dan tidak memperpanjang urusan, acara refreshing kami pun dapat berlanjut dengan suasana hati yang baik. Saya tak bisa membayangkan seandainya kesalahpahaman itu meruncing lalu menjadi masalah yang serius.
Dalam kehidupan berkeluarga, acap kali bukan hal-hal besar yang menimbulkan konflik serius, tetapi hal-hal kecil yang tidak diselesaikan-sebagian pasangan bahkan terkesan tidak tahu cara menyelesaikannya. Masalah lampu menyala atau mati saat tidur, atau pencetan pasta gigi dimulai dari bawah, tengah, atau atas ... jika gagal dicari solusinya, bisa berpotensi menyebabkan perceraian! Dalam kondisi itulah, nasihat firman Allah hari ini sebaiknya tidak diabaikan, yakni bagaimana seseorang belajar memperhatikan kepentingan suami atau istrinya, bukan hanya sibuk menuntut pemenuhan kepentingan pribadinya.
Banyak masalah pernikahan sebenarnya dimulai dari pengabaian kepentingan pasangan, karena suami atau istri lebih berfokus pada kepentingan pribadi. Memperbaiki kondisi ini tampaknya dapat menjadi upaya yang baik dalam menjauhkan perdebatan, konflik, hingga pertikaian dalam kehidupan berkeluarga yang kita jalani. Selamat mencoba. --GHJ/www.renunganharian.net
KEEGOISAN DAPAT MENGHANCURKAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN JIKA TIDAK DIRESPONS DENGAN KESEDIAAN DAN UPAYA UNTUK BERUBAH.