Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. –Yohanes 12:3
Ayat Bacaan & Wawasan :
Yohanes 12:1-8
Ayah saya pertama kali bertatapan dengan ibu saya dalam sebuah pesta di London. Setelah itu, ia menyelinap masuk ke pesta berikutnya, lalu mengadakan pesta yang lain, semuanya demi bertemu dengan ibu saya lagi. Akhirnya, ia berhasil mengajak Ibu pergi berjalan-jalan ke pedesaan, lalu menjemputnya dengan mobil Rover tua, harta milik yang paling disayanginya.
Ibu dan ayah saya kemudian menjadi sepasang kekasih, tetapi ada satu masalah. Ibu saya berencana pindah ke Peru untuk melayani sebagai misionaris. Ayah saya mengantarnya ke bandara, dan lima bulan kemudian menyusulnya ke Peru—dengan tujuan untuk melamar Ibu. Yang paling indah dari cerita ini? Ia menjual mobil Rover kesayangannya untuk membeli tiket pesawat tersebut.
Jika Anda bertanya kepada Maria, saudara Marta dan Lazarus, apa harta yang paling disayanginya, mungkin ia akan menunjukkan sebotol “minyak narwastu murni yang mahal harganya” (Yoh. 12:3). Bila Anda hadir pada perjamuan yang ia dan Marta adakan untuk Yesus (ay. 2), dan melihat ia mencurahkan isi botol tadi pada kaki-Nya, Anda dapat memahami sejauh mana Kristus berarti bagi Maria. Dia begitu berharga, begitu bernilai.
Bagi ibu saya, tindakan Ayah yang menjual mobilnya bukan hanya soal selembar tiket pesawat. Itu adalah bukti seberapa bernilai ibu saya baginya. Tindakan Maria juga mengandung makna yang lebih dalam—ia sedang mempersiapkan Yesus untuk penguburan-Nya (ay. 7). Seperti Maria, ketika kita mempersembahkan apa yang paling kita sayangi kepada Allah, kita turut ambil bagian dalam karya penebusan-Nya dengan meneladan pengorbanan-Nya yang besar bagi kita.
Oleh: Sheridan Voysey
Renungkan dan Doakan
Harta kesayangan apa yang rela Anda lepaskan demi Allah? Jika Anda di posisi Maria, bagaimana perasaan Anda mendengar Yesus menyingkapkan makna yang lebih dalam dari tindakannya?
Sumber: Renungan Our Daily Bread