Bertumbuh bersama melalui firman Tuhan dan rasakan pengalaman berjalan bersama Tuhan setiap hari
Selasa, 31 Januari 2023
Senin, 30 Januari 2023
Janda di Sarfat
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 17
"Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon." (Lukas 4:26)
Elia adalah nabi yang dipakai Tuhan untuk menunjukkan kuasa-Nya kepada Raja Ahab. Saat Tuhan tidak menurunkan hujan dan terjadi kelaparan di seluruh negeri, Tuhan tetap memelihara hidup Elia. Tuhan memerintahkan burung-burung gagak memberi makan (ay. 6). Setelah sungai Kerit kering airnya, Tuhan memerintahkan Elia pergi ke wilayah Sidon dan diam di Sarfat. Karena Tuhan sudah memerintahkan seorang janda di Sarfat untuk memberinya makan. Meski Sidon adalah pusat penyembahan Baal, ternyata janda ini takut akan Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan dia berbuat seperti apa yang dikatakan Elia (ay. 15).
Kisah burung gagak dan janda di Sarfat menunjukkan bahwa Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menolong kita. Tidak ada jaminan bahwa saudara atau saudari seiman pasti bersedia dipakai Tuhan untuk menolong kita, padahal kita tahu mereka rajin ke gereja, bahkan mungkin juga mereka aktif pelayanan ini dan itu. Jangan pernah membatasi kuasa Tuhan, dengan memandang rendah orang-orang tertentu, karena mereka bisa saja dipakai Tuhan menjadi alat-Nya.
Kalau orang yang belum percaya Kristus bisa menolong siapa saja, termasuk kita, alangkah baiknya kita pun mau dipakai Tuhan untuk menolong siapa saja. Jangan pasif atau hitung-hitungan saat Tuhan mengirimkan orang-orang tertentu untuk ditolong, sekalipun dia belum percaya Kristus. Mari dengan penuh ketulusan kita miliki hati yang penuh kasih seperti Kristus, yang selalu mau dan siap menolong siapa saja. --RTG/www.renunganharian.net
TUHAN BISA MEMAKAI SIAPA SAJA UNTUK MENOLONG KITA.
Minggu, 29 Januari 2023
Sabtu, 28 Januari 2023
Jumat, 27 Januari 2023
Kamis, 26 Januari 2023
Aku dan Seisi Rumahku Takut Akan Allah
Kisah Para Rasul 10:2 “Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.”
Di tengah kemajuan zaman saat ini, teknologi merambah semua lapisan kehidupan. Seringkali kita melihat keluarga menjadi dingin karena tidak adanya komunikasi yang baik satu dengan yang lain. Budaya menghabiskan akhir pekan dengan makan bersma, atau jalan-jalan bersama keluarga seakan menjadi sesuatu yang langka.
Sekalipun hal tersebut terjadi, kita masih bisa mendapati tidak adanya komunikasi satu sama lain. Duduk bersama-sama dalam satu meja dan hidangan yang sama, tetapi setiap anggota keluarga justru terlihat lebih tertarik untuk menggunakan ponsel dan berinteraksi dengan orang yang jauh, atau bahkan belum dikenalnya secara pribadi.
Saat ini, keluarga seakan menjadi simbolis yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang tinggal dalam satu rumah. Jika hal seperti ini tetap dibiarkan, maka bisa dipastikan hubungan yang dilandasi dengan kasih, kepedulian satu dengan yang lain, lama-kelamaan menjadi musnah.
Kornelius merupakan salah seorang perwira pasukan Romawi yang hidupnya diberkati Tuhan. Ia merupakan orang non Yahudi pertama yang menjadi orang Kristen. Jabatan dan kedudukan yang tinggi tidak membuatnya lupa memaknai arti keluarga.
Alkitab mencatat bukan hanya Kornelius yang hidupnya saleh, tetapi juga seisi rumahnya. Ia juga memberi banyak sedekah kepada orang Yahudi. Ia bukan hanya dikenal sebagai orang baik, tetapi ia juga dikenal sebagai orang yang menjaga kekudusan hidupnya.
Kornelius hanya berharap kepada Tuhan. Dari kesalehan yang dibangunnya, menggugah Allah untuk bisa memberkati keluarganya secara berlimpah-limpah, Allah juga senatiasa mendengar setiap doa yang dinaikkannya.
“Dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan dihadapan-Nya.” (Kisah Para Rasul 10:31)
Apakah saat ini kasih, perhatian, dalam rumah kita mulai dingin? Mari kita mulai untuk kembali membangun perhatian melalui komunikasi yang baik dalam keluarga. Orang tua tidak hanya menjadi pemberi nasehat melalui kata-kata, namun juga pemberi teladan melalui sikap hidupnya.
Demikian juga anak-anak, hendaklah menjadi anak-anak yang mau diarahkan dan mau menerima didikan, karena itu yang diperintahkan Allah bagi setiap anak. “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, kerena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu-ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini.” (Efesus 6:1-2)
Miliki komitmen rohani yang benar, dan libatkan Allah dalam semua perencanaan keluarga. Maka Allah akan menjadikan keluarga yang kita miliki menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
Sumber: Jawaban.com
Rabu, 25 Januari 2023
Selasa, 24 Januari 2023
Senin, 23 Januari 2023
Merenungkan Firman Tuhan
Bacaan: MAZMUR 119:97-104
Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. (Mazmur 119:97)
Mayoritas kita masih mau membaca Alkitab, tetapi enggan untuk merenungkannya. Kita bertutur tidak punya waktu. Seolah tidak lagi ada menit tersisa untuk menelaah kata demi kata firman Tuhan sehingga kita menemukan pesan pribadi dari Tuhan. Padahal sebenarnya terlalu limpah waktu kita punya. Buktinya kita dapat "merenungkan" masalah. Setiap muncul masalah, kita tidak berhenti memikirkan atau mengkhawatirkannya.
Daud disebut sebagai seorang yang berkenan di hati Tuhan (Kis 13:22). Tentu ada banyak alasan mendasari mengapa Daud mendapat predikat demikian. Salah satunya karena ia bijaksana menggunakan waktu. Menit-menit yang ada padanya tidak digunakan untuk merenungkan masalah, tetapi merenungkan firman Tuhan. Sepanjang hari Daud menelaah kata demi kata yang Tuhan tuturkan (ay. 97). Banyaklah pesan pribadi ia dapatkan dari Tuhan. Tidak heran Daud tidak merasa tawar hati, walaupun banyak persoalan harus ia hadapi. Dari merenungkan firman Tuhan, Daud beroleh akal budi (ay. 99) dan pengertian (ay. 104). Setiap muncul persoalan, seolah muncul pula hikmat dari Tuhan. Tidak heran pula ia tidak terlihat bimbang, walaupun ada banyak jalan di kehidupan ini yang memusingkan. Dari merenungkan firman Tuhan, mengertilah Daud manakah jalan kejahatan yang harus ia hindari dan manakah jalan kebenaran yang dapat ia tempuh (ay. 101).
Meneladani Daud, mulai hari ini, marilah kita menggunakan waktu dengan bijaksana. Janganlah lagi merenungkan masalah, sebaliknya, renungkanlah firman Tuhan! Karena masalah tidak untuk direnungkan, tetapi diatasi dengan petunjuk Tuhan. Dan petunjuk tersebut kita peroleh dari merenungkan firman Tuhan. --LIN/www.renunganharian.net
KITA AKAN SADAR BETAPA BANYAK WAKTU KITA PUNYA
UNTUK MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN JIKA KITA
TIDAK LAGI SIBUK MERENUNGKAN MASALAH.
Minggu, 22 Januari 2023
Sabtu, 21 Januari 2023
Jumat, 20 Januari 2023
Kamis, 19 Januari 2023
Rabu, 18 Januari 2023
Selasa, 17 Januari 2023
Senin, 16 Januari 2023
Mengambil Hati
Bacaan: Kisah Para Rasul 24
Tetapi sesudah genap dua tahun, Feliks digantikan oleh Perkius Festus, dan untuk mengambil hati orang Yahudi, Feliks membiarkan Paulus tetap dalam penjara. (Kisah Para Rasul 24:27)
Ada kebiasaan yang dilakukan oleh seorang teman sewaktu mengikuti bimbingan skripsi. Ia rajin berkunjung ke rumah dosen pembimbing, sekadar mengantar makanan atau buah-buahan. Penasaran, saya pun bertanya. Rupanya, ia bermaksud mengambil hati sang dosen, supaya dipermudah dalam bimbingan.
Feliks tetap menahan Paulus sekalipun ia tidak terbukti bersalah. Padahal, Feliks mengetahui jalan Tuhan. Feliks menangguhkan perkara Paulus dengan alasan menunggu saksi lain. Meski demikian, Feliks bersikap lunak kepada Paulus. Ia meminta kepada perwira yang menjaganya memperlakukan Paulus sebagai tahanan ringan. Tidak boleh mencegah sahabat-sahabat Paulus yang datang melayani dia. Feliks juga sering memanggil Paulus untuk bercakap-cakap dengan dia. Siapa sangka jika ternyata Feliks ingin mengambil hati Paulus, supaya Paulus menyuapnya dengan sejumlah uang. Begitu pun yang dilakukan Feliks setelah tidak menjabat di pemerintahan. Ia tetap membiarkan Paulus dalam penjara dengan harapan dapat mengambil hati orang Yahudi.
Memiliki hubungan yang baik dengan semua orang tentu sangat baik. Tuhan pun menghendaki setiap umat senantiasa hidup dalam kebersamaan yang penuh kasih. Namun lain ceritanya jika hubungan yang baik itu hanya sebatas kulit. Apalagi jika kebaikan kita hanya sebuah cara untuk mengambil hati guna mencari keuntungan bagi diri sendiri. Lebih mulia menegakkan kebenaran dan keadilan sekalipun tidak memberi keuntungan. Karena keuntungan sejati adalah anugerah Tuhan saja. --EBL/www.renunganharian.net
BIARLAH KITA BELAJAR MEMAHAMI BAHWA SEGALA SESUATU YANG MERUPAKAN
KEUNTUNGAN BAGI MANUSIA LAMA, SEKARANG KITA ANGGAP RUGI KARENA KRISTUS.
Minggu, 15 Januari 2023
Tetap Bertekun untuk Kekekalan
Roma 8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Selama manusia hidup di dunia, segala sesuatu akan datang dan pergi silih berganti. Segala sesuatu yang ada di bumi tak ada yang abadi. Pengkhotbah mengatakan, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” (Pengkhotbah 3:1)
Sesuatu yang menyenangkan seringkali terasa berat ketika kita harus melepaskannya. Kedudukan, jabatan, dan kehormatan adalah beberapa bagian tersulit yang harus kita lepas. Namun, jika berbicara tentang penyakit, ekonomi yang menurun, dan masalah-masalah lain yang tidak menyenangkan, ingin sekali rasanya kita lepas dengan begitu cepat. Bahkan seringkali penderitaan dunia membuat sebagian orang meninggalkan iman percayanya pada Tuhan.
Penderitaan sering menjadi kabut tebal yang menutupi mata iman kita untuk dapat memandang janji-janji Tuhan yang seringkali belum tergenapi dalam hidup kita saat ini.
Saudaraku, tidak seorangpun menginginkan penderitaan dan kesulitan hidup dalam kehidupannya. Namun, ada saatnya Tuhan mengijinkan kita untuk ada dalam penderitaan tersebut. Meski demikian, Tuhan tetaplah Bapa yang memperhatikan dan menguji setiap anak-Nya agar bisa menjadi anak yang tahan uji hingga akhirnya naik ke level iman yang selanjutnya.
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:3-5)
Jika saat ini kita hidup dalam masa sulit, tetaplah percaya bahwa kesulitan saat ini akan berakhir. Akan ada suatu masa yang baru yang harus kita imani, bahwa masa itu akan menggantikan kesulitan saat ini.
Seberat apapun penderitaan yang kita hadapi saat ini, tidak akan pernah bernilai kekal dibanding dengan kemuliaan yang akan kita terima bersama dengan Kristus pada saat kedatangan-Nya suatu saat nanti.
Bagian penting lainnya adalah tetap percaya bahwa Roh Kudus turut bekerja dalam segala hal yang kita alami. Roh Kudus akan terus membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban, dan sukacita. Roh Kudus lah yang akan memimpin kita melewati badai dalam hidup. Juga menjadi roh yang tahu setiap jawaban dari masalah kita. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28)
Saudaraku, saat ini saya tidak tahu apa yang menjadi pergumulan saudara, tetapi percayalah bahwa Allah ada di sana. Ia ada dalam segala kelemahan dan kekuatiranmu, Ia akan terus menjadi penolong yang setia.
Tetaplah bertekun, tetaplah berjuang, karena Allah kita adalah Allah Imanuel.
Sumber: Jawaban.com