Bertumbuh bersama melalui firman Tuhan dan rasakan pengalaman berjalan bersama Tuhan setiap hari
Senin, 31 Juli 2023
Minggu, 30 Juli 2023
Sabtu, 29 Juli 2023
Jumat, 28 Juli 2023
Hanya Masalah Kecil?
Bacaan: BILANGAN 33:50-56
"Tetapi jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di negeri yang ka (Bilangan 33:55)
Setelah membeli beberapa potong ayam penyet sesuai pesanan istri, saya langsung pulang. Hari itu saya lembur, sehingga sampai di rumah sudah malam. Karena lapar, saya langsung makan ayam penyet dan nasi hangat. "Cuci tangan dulu, " kata istri mengingatkan. Ucapannya tidak saya hiraukan. Saya cenderung tergesa-gesa untuk bertindak, enggan cuci tangan. Subuh, sekitar pukul dua, saya diare. Tidak cuci tangan yang saya anggap hanya masalah kecil, jadi masalah serius. Hari itu saya ijin tidak masuk kerja karena kelalaian saya sendiri.
"Haruslah kamu menghalau semua penduduk negeri itu dari depanmu dan membinasakan segala batu berukir kepunyaan mereka; juga haruslah kamu membinasakan segala patung tuangan mereka dan memusnahkan segala bukit pengorbanan mereka" (ay. 52). Kenapa Tuhan serius terhadap masalah yang sepertinya kecil, yaitu menghalau semua penduduk negeri Kanaan? Bukankah secara fisik mereka tidak berbahaya setelah daerahnya ditaklukkan? Karena Tuhan tahu, penduduk Kanaan kalau dibiarkan bergaul dengan bangsa Israel, pasti menyesatkan bangsa Israel yang mendiami tanah perjanjian. Hal ini terbukti. Kalau kita baca kitab Hakim-hakim, bangsa Israel disesatkan karena menolak menghalau penduduk negeri itu (Hak 2:12).
Jangan pernah menganggap kecil nasihat sesederhana apa pun, dan jangan pernah mengecilkan masalah yang kita tahu itu salah atau dosa. Ingat, hal-hal kecil berdampak besar pada masa kini dan masa depan kita. Marilah kita belajar taat kepada Firman Tuhan dan kepada nasihat orang-orang yang mengasihi kita. --RTG/www.renunganharian.net
JANGAN PERNAH MENGECILKAN MASALAH
YANG KITA TAHU ITU SALAH ATAU DOSA.
Kamis, 27 Juli 2023
Rabu, 26 Juli 2023
Selasa, 25 Juli 2023
Senin, 24 Juli 2023
Minggu, 23 Juli 2023
Sabtu, 22 Juli 2023
Jumat, 21 Juli 2023
Kamis, 20 Juli 2023
Rabu, 19 Juli 2023
Selasa, 18 Juli 2023
Senin, 17 Juli 2023
Minggu, 16 Juli 2023
Sabtu, 15 Juli 2023
Jumat, 14 Juli 2023
Kamis, 13 Juli 2023
Iman Sejati
Bacaan: KEJADIAN 39
Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. (Kejadian 39:20)
Seperti apakah iman sejati itu? Kata-kata yang tertulis pada dinding sebuah sel penjara di Eropa memuat jawabannya. "Saya percaya adanya matahari walaupun ia tidak bersinar. Saya percaya adanya cinta walaupun saya tidak merasakannya. Saya percaya kepada Allah walaupun Dia diam." Ya, iman sejati ditunjukkan dengan kesediaan untuk tetap memercayai Tuhan walaupun tidak menerima tanggapan.
Yusuf ialah gambaran dari seorang yang memiliki iman sejati kepada Tuhan. Dalam kesesakan, Yusuf berseru kepada Tuhan. Namun kenyataannya, Tuhan diam. Tuhan diam saat Yusuf dilemparkan dalam sumur kosong (Kej 37:24). Tuhan diam saat Yusuf dijual kepada orang asing seharga 20 syikal perak (Kej 37:28). Tuhan diam saat Yusuf bekerja sebagai budak. Bahkan Tuhan diam saat Yusuf difitnah, lalu dimasukkan ke dalam penjara (ay. 13-20). Walaupun tidak menerima tanggapan atas semua seruannya, Yusuf percaya kepada Allah. Hal itu tersirat dari cara hidupnya. Yusuf tidak tawar hati, mau semangat bekerja, pula teguh memegang perintah Tuhan.
Diam bukan berarti Tuhan mengabaikan atau meninggalkan kita. Tengok kembali pengalaman kehidupan Yusuf. Walaupun seolah Tuhan tidak berbuat apa-apa, tetapi penyertaan tidak berhenti Dia curahkan. Di mana pun Yusuf berada, ia dapat menjadi orang kepercayaan (ay. 4, 22). Sampai akhirnya Yusuf diangkat menjadi penguasa (Kej 41:41). Diam maksudnya ialah Tuhan bekerja dengan cara-cara di luar pengetahuan kita. Semoga kebenaran ini menolong kita untuk memiliki iman sejati. Mari tetap percaya kepada Tuhan walaupun belum menerima tanggapan atas seruan doa. Mari tetap percaya kepada Tuhan walaupun ketika kita rasakan seolah Dia diam. --LIN/www.renunganharian.net
IMAN SEJATI TIDAK DIGERAKKAN OLEH TANGGAPAN, NAMUN KEYAKINAN BAHWA
TUHAN SELALU TURUT BEKERJA UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI KITA.
Rabu, 12 Juli 2023
Mengubah Luka Menjadi Obat
Ayat Renungan: Roma 12:17, "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!"
Luka yang kita alami bisa Tuhan ubahkan menjadi obat bagi orang yang membutuhkan kesembuhan. Kita akan meneladani pengampunan yang dilakukan oleh Yusuf terhadap saudara-saudaranya dalam Kejadian 50: 15-22.
Setelah ayahnya Yakub meninggal, saudara-saudara Yusuf berprasangka bahwa Yusuf akan menyimpan dendam kepada mereka atas perbuatan yang sudah mereka lakukan saat mencoba membunuh Yusuf dan memasukkannya ke dalam sumur. Lewat pesan yang dikirimkan oleh saudara-saudaranya, Yusuf menyadari bahwa ia harus mengampuni kejahatan saudara-saudaranya.
"Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." (Kejadian 50: 17) Saat itu Yusuf menangis dan timbul belas kasihan di dalam hatinya. Dia memandang saudara-saudaranya dengan cara yang berbeda. Tak lagi ada kemarahan, rasa benci dan dendam selain pengampunan.
Sebagai penguasa di Mesir, Yusuf bisa saja melakukan apapun, termasuk memenjarakan saudara-saudaranya atau mengusir mereka dan membiarkan mereka kelaparan. Karena wajar jika orang-orang yang melakukan kejahatan mendapat hukuman yang setimpal. Tetapi Yusuf memilih melakukan sesuatu yang berbeda.Apa yang dia lakukan? Yusuf "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?" ayat 19. Dia menyadari bahwa hanya Tuhan sedniri yang pantas menghakimi.
Dia memilih untuk memberikan perlindungan kepada saudara-saudaranya. Dia memberi ketenangan kepada saudara-saudaranya. Apalagi saat itu Yusuf melihat ketakutan mendalam dari saudara-saudaranya akibat dari kesalahan yang mereka lakukan. Luka yang dialami Yusuf tidak dia jadikan sebagai alasan untuk mengasihani diri sendiri. Tetapi dia memilih untuk mengampuni dengan ekstra miles, dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Seperti dituliskan dalam Roma 12:1, "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!"
Dari Yusuf, kita bisa belajar hari ini untuk mengambil langkah yang sama. Mungkin kita masih punya dendam atau sakit hati yang belum selesai terhadap saudara, teman, keluarga, bos atau tetangga. Ambil kesempatan ini untuk melakukan tindakan ekstra miles dan menjadikannya sebagai obat yang menyembuhkan orang lain.
Action: Ambil langkah berani untuk mengampuni seseorang yang sudah melukaimu hari ini. Minta Roh Kudus untuk memberikanmu hati yang penuh belas kasihan sehingga kamu bisa mengampuni dengan tulus.
Hak Cipta @Maria Kaesmetan
Sumber: Jawaban.com
Selasa, 11 Juli 2023
Belas Kasihan Menang Atas Penghakiman
Ayat Renungan: Yakobus 2: 13, “Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.”
Ketika orang lain memunculkan persoalan dalam hidup kita, seringkali kita cepat mengambil kesimpulan bahwa mereka salah. Pikiran kita pun mudah menghakimi dan melabeli mereka sebagai orang jahat, meskipun perbuatannya sebenarnya tidak begitu besar. Kita cenderung menghitung kesalahan mereka dan bersiap untuk menghakimi.
Mengapa kita begitu mudah menghakimi orang lain? Salah satu alasannya adalah fokus kita yang hanya pada kesalahan mereka, dan kita merasa bahwa mereka yang bersalah pantas dihakimi.
Namun, Yakobus 2:13 mengingatkan kita, "Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman." Ketika kasih hadir dalam hati kita, sumbernya adalah kasih dari Kristus sendiri. Kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa dan telah menerima pengampunan-Nya, meskipun kita sebenarnya tidak layak. Ketika kita menerima belas kasih Tuhan, Dia menerima kita sepenuhnya apa adanya. Dia tidak melihat kesalahan dan amarah yang kita pernah lakukan pada-Nya. Tuhan mengampuni, menerima, dan memberkati kita.
Ingatlah kisah anak yang hilang. Dia memboroskan semua harta bapanya dan hidup dalam keserakahan. Namun, saat kehabisan segalanya, dia memilih untuk kembali kepada sang bapa. Akhir kisah ini adalah sang bapa menyambutnya dengan sukacita, tanpa menghakimi atau menolak anaknya yang telah melakukan kesalahan.
Bayangkan betapa banyak orang yang dengan mudahnya menghakimi orang lain. Kita perlu memiliki belas kasihan terhadap mereka yang telah melukai atau merugikan kita. Karena saat kita melakukannya, berkat-berkat melimpah kepada kita. Banyak orang, keluarga, dan generasi dapat dipulihkan hanya karena kita memilih untuk berbelas kasihan.
Mari mengubah perspektif kita dan mengalami transformasi melalui belas kasihan. Saat kita mengampuni dan memperlihatkan belas kasihan, kita menjadi saluran berkat bagi orang lain dan hidup kita dipenuhi dengan berkat yang melimpah.
Action: Berdoalah untuk dirimu sendiri supaya memiliki hati yang berbelas kasihan dan tidak menghakimi. Pilihlah satu sosok teladan iman yang ada di Alkitab yang memiliki belas kasihan seperti Tuhan Yesus dan pacu dirimu untuk meneladaninya dalam proses menjadi serupa dengan Kristus.
Hak cipta @Maria Kaesmetan
Sumber: Jawaban.com
Senin, 10 Juli 2023
Minggu, 09 Juli 2023
Sabtu, 08 Juli 2023
Jumat, 07 Juli 2023
Kamis, 06 Juli 2023
Ada dalam Diriku
Bacaan: YAKOBUS 4:1-10
Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu! (Yakobus 4:7)
Saat berkeliling keluar kota selama tiga hari, saya mendapat "uang dinas" dari perusahaan. Segala biaya selama berkeliling, saya buat laporannya lalu dilaporkan ke bagian keuangan. Sering terlintas godaan untuk memanipulasi biaya. Misal, biaya hotel seratus ribu rupiah, saya tulis seratus lima puluh ribu rupiah. Saya bisa minta nota kosong ke hotel. Atau, parkir hanya sepuluh ribu, saya tulis dua puluh ribu. Tetapi saya menolak godaan licik dan memilih jujur.
Iblis mungkin menggoda kita, namun kita tidak berdosa sebelum terseret oleh hawa nafsu kita sendiri (ay. 1). Iblis tidak punya kuasa untuk membuat kita berdosa, kita sendiri yang punya kuasa untuk mengalahkan hawa nafsu, atau dikalahkan hawa nafsu. Apa yang dilawan menjadi lebih lemah. Agar mampu menundukkan hawa nafsu, kita harus lebih dulu tunduk kepada Allah, dan lawanlah iblis. Kalau kita mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah akan mendekat pada kita. Kita harus merendahkan diri dan merendahkan hati di hadapan Allah. Kalau kita tidak mau menundukkan diri kepada Allah, melakukan segala upaya dengan mengandalkan diri sendiri, tidak heran kita sering jatuh dalam dosa dan menuruti hawa nafsu.
Kita punya kuasa mengalahkan hawa nafsu saat tunduk kepada Allah dan menjadi sahabat Allah. Mari koreksi hati. Kalau kita sadari ada congkak, mendua hati, atau iri hati, segeralah merendahkan diri dan merendahkan hati kepada Allah. Pilihlah untuk tunduk kepada Allah, sehingga kita mampu menundukkan hawa nafsu yang kerap muncul dan mampu melawan iblis. --RTG/www.renunganharian.net
KITA PUNYA KUASA MENGALAHKAN HAWA NAFSU SAAT TUNDUK KEPADA ALLAH DAN MENJADI SAHABAT-NYA.
Rabu, 05 Juli 2023
Selasa, 04 Juli 2023
Senin, 03 Juli 2023
Minggu, 02 Juli 2023
Berhenti Menyalahkan Tuhan
Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Pernahkah kamu mengalami sesuatu yang tak terduga dalam hidupmu? Seperti sebuah bom yang jatuh tepat di tengah keadaan yang baik-baik saja dan membuatmu menjadi terpuruk dan traumatis.
Bagi sebagian orang, keadaan buruk yang tiba-tiba terjadi ini bisa membuat mereka menyalahkan Tuhan, menganggap Dia tidak adil dan sudah melakukan kesalahan besar. Pagi ini, kita bisa merefleksikan keadaan yang kita alami dengan yang dialami oleh Ayub. Di dalam Alkitab, Ayub dikisahkan mengalami keadaan yang sangat sulit. Dia harus kehilangan harta benda, anak-anak dan dia harus menanggung penyakit kusta yang membuatnya harus hidup terasing. Beratnya penderitaan yang dipikul Ayub bahkan membuat istrinya membujuk Ayub untuk meninggalkan Tuhan.
Ayub bahkan sempat berkeluh kesah kepada Tuhan, katanya “Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku?” (Ayub 10: 8). Dan di ayat 18, Ayub juga menyampaikan komplain kepada Tuhan yang mengizinkan keadaan buruk menimpa hidupnya dan mulai mengutuki keberadaannya.
Hari-hari ini, mungkin kita sama seperti Ayub. Keadaan buruk yang menimpa hidup kita membuat kita komplain kepada Tuhan. Kita mulai bertanya, “Kenapa aku harus lahir ke dunia ini? Kenapa aku harus punya anak-anak yang sulit diatur? Kenapa suamiku selingkuh?” Kita menganggap bahwa Tuhan adalah dalang dari masalah yang kita alami dalam hidup.
Tuhan mungkin mengizinkan keadaan yang kita alami. Tapi Dia tidak akan pernah membiarkan kita begitu saja. Di Roma 8: 28 berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Jadi, setiap keadaan sulit yang kita alami justru dipakai Tuhan untuk melatih iman kita supaya kita menjadi kuat, sabar, berkualitas dan memiliki keteguhan.
Kita diberikan dua pilihan: menyalahkan Tuhan atau meresponi keadaan yang kita alami sebagai kesempatan untuk kita melatih iman. Hari ini mari mengubah pandangan kita atas masalah sebagai kesempatan untuk melatih kita menjadi kuat dan tidak komplain dan menyalahkan Tuhan.
Action: Mari baca kisah Ayub dan renungkan penderitaan yang dia alami. Setelah itu tanyakan kepada dirimu sendiri, “Apakah penderitaanku jauh lebih besar dari Ayub?” Ambil beberapa menit untuk berdamai dengan keadaanmu.
Hak cipta @Maria Kaesmetan
Sumber: Jawaban.com
Putri Ariani, seorang tunanetra yang meraih Golden Buzzer dalam America,s Gots Talent
https://youtu.be/Wyb0ExKOE4w
Roma 8: 28: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”