Bertumbuh bersama melalui firman Tuhan dan rasakan pengalaman berjalan bersama Tuhan setiap hari
Rabu, 30 November 2022
Selasa, 29 November 2022
Ujung-ujungnya Ruwet
Bacaan: KEJADIAN 12:10-20
Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta. (Kejadian 12:16)
Karena merasa mampu, kadang saya berusaha untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan tanpa melibatkan orang lain. "Saya bisa menyelesaikannya seorang diri!" pikir saya. Walau berulang kali gagal, saya berusaha menolak ketika beberapa orang menawarkan bantuan. Dan hasil akhirnya pun jelas, bukannya terselesaikan, ujung-ujungnya justru bertambah ruwet.
Abram pun punya pengalaman serupa. Ketika bencana kelaparan melanda, ia memilih untuk mengikuti jalan pikirannya sendiri daripada bertanya dan meminta petunjuk Tuhan. Di mata Abram, Mesir limpah dengan makanan, tetapi ia buta terhadap keruwetan lebih besar yang bakal terjadi. Tanpa diduga, istrinya yang cantik itu mengundang perhatian orang Mesir. Abram memutar otak mencari cara menyelamatkan diri. Ia meminta Sarai mengaku sebagai adiknya jika ditanya orang Mesir. Rupanya cara ini justru membawanya pada masalah baru. Firaun ingin memperistri Sarai! Sampai-sampai Tuhan harus menulahi istana Firaun.
Kita sering tergoda membuat keputusan tanpa pertimbangan ketika melihat sebuah ancaman. Kita merasa kuat dan mampu mengatasinya tanpa perlu melibatkan orang lain, bahkan Tuhan. Tidak jarang situasi tidak terduga itu justru terjadi ketika kita menjalankan strategi yang kita pikir jitu. Bukannya teratasi, kita malah terjebak dalam sebuah tragedi. Bukannya terurai, masalah justru menjadi semakin ruwet. Keangkuhan membuat diri kita terlalu percaya diri dan tidak lagi melibatkan Tuhan. Keangkuhan akan membawa kita pada masalah. --SYS/www.renunganharian.net
SAYA ADALAH ORANG YANG ANGKUH KETIKA SAYA TIDAK LAGI MELIBATKAN TUHAN DALAM SETIAP PERENCANAAN SAYA.
Senin, 28 November 2022
Minggu, 27 November 2022
Sabtu, 26 November 2022
Jumat, 25 November 2022
Pekerjaan Yang Tidak Sia-sia
Bacaan: 1 Korintus 15:57-58
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
- 1 Korintus 15:58
Apakah pekerjaan yang tidak sia-sia? Itulah pekerjaan yang hasilnya punya efek jangka panjang, yakni pekerjaan yang berdampak sampai kekekalan. Apa pun yang sedang kita kerjakan, harus dipastikan ada kaitannya dengan Tuhan. Pekerjaan kita ada karena Tuhan yang berikan. Dia ingin pekerjaan kita menyaksikan Tuhan dan berdampak sampai kekekalan.
Bagaimana caranya? Berdirilah teguh dan jangan goyah di tengah zaman yang serba susah ini, kita harus memiliki iman yang teguh kepada Tuhan. Walaupun semua serba susah, kita harus tetap giat berkarya karena itulah yang dikehendaki Tuhan dan tidak akan menjadi sia-sia. Orang Kristen sejati akan sadar bahwa dirinya diutus oleh Tuhan untuk menjadi agen perubahan di tengah keluarga dan dunia.
Tuhan menghendaki agar semua Kristen dapat memasyhurkan-Nya. Karena itu, janganlah kita jemu berbuat baik melainkan terus giat melakukannya untuk melayani Tuan kita, Tuhan Yesus Kristus. Sejak mengenal Kristus, hidup kita diubah. Karakter kita dikikis dan disempurnakan, supaya kita bisa mejadi agen perubahan Tuhan di tengah dunia. Inilah pekerjaan yang tidak sia-sia.
Satu kali ada orang Tionghoa dari Medan bersaksi dengan bangganya atas semua kehebatannya. Lalu saya bertanya, “Untuk apa semua itu? Kalau malam ini kamu mati, bagaimana?” Ternyata percakapan sederhana tersebut membuatnya tidak bisa tidur beberapa hari. Akhirnya, kami berbincang mengapa penting punya Juruselamat dan Tuhan yang membuat hidup menjadi tidak sia-sia. Setelah itu, ia dengan aktif bekerja namun semua pencapaian dan prosesnya bukan untuk kebanggaannya sendiri, tetapi bagaimana pekerjaan dan pencapaiannya bisa membuat keluarganya diselamatkan dan teman-temannya yang tadinya tidak Kristen menjadi pengikut Kristus. Kini ia merasa bahagia bukan karena pencapaiannya, tetapi karena Tuhan masih izinkan dirinya untuk menjadi agen perubahan Tuhan yang membuat hidup orang di sekitarnya berubah karena berjumpa dengan Tuhan Yesus Kristus.
Saudara, Tuhan sedang menunggu Anda untuk menyatakan kasih karunia dan kuasa-Nya supaya pengaruh kudus Injil Kristus dalam segala keindahannya akan tampak dalam kehidupan Anda yang mengubahkan dunia sekitar. Sudah siapkah Anda untuk melakukan pekerjaan-Nya? Salam tidak sia-sia.
Refleksi diri:
Bagaimana Anda memandang pekerjaan dan pencapaian Anda selama ini? Apakah pekerjaan Anda sekarang memiliki dampak sampai kekekalan?
Sebagai pengikut Kristus, apakah Anda sudah menjadi agen perubahan Tuhan?
Sumber: Jawaban.com
Kamis, 24 November 2022
Rabu, 23 November 2022
Selasa, 22 November 2022
Senin, 21 November 2022
Minggu, 20 November 2022
Janganlah Jemu Berbuat Baik
Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Saat pertama kali datang ke daerah yang saya tempati saat ini, seringkali saya membandingkan tempat ini dengan daerah dimana saya berasal. Tempat asal saya merupakan salah satu kota besar di Indonesia, segala sarana tersedia dengan lengkap bagi warganya.
Suatu ketika, di daerah baru ini, saya harus berjalan kaki bersama beberapa jemaat lain sejauh 200 meter dengan meninggalkan kendaraan kami di pinggir jalan. Kami menuju rumah sesama jemaat untuk beribadah. Rumah ini terletak di area perkebunan yang becek dengan penerangan yang minim. Tanpa persiapan apapun, saya mengikuti teman-teman yang sudah terlihat siap dengan sepatu karet yang memudahkan mereka berjalan. Dalam kebingungan saya, salah satu teman mengeluarkan handphone dan menyalakan senternya hingga saya bisa berjalan dan merasa sangat terbantu.
Dalam Matius 5:16, Yesus mengingatkan untuk setiap orang percaya mampu menjadi terang ditengah dunia yang gelap. Tentunya setiap perbuatan baik yang kita lakukan benar-benar dilakukan karena pimpinan dari Roh Kudus. Perbuatan baik yang kita lakukan akan dapat dilihat oleh banyak orang sebagai suatu cahaya di tengah kegelapan. Hingga setiap orang yang melihatnya akan memuliakan Allah.
Kehidupan kekristenan kita harusnya menjadi kitab yang terbuka bagi banyak orang. Tanpa harus banyak berkata-kata, harusnya setiap orang percaya mampu menjadi saksi Kristus dalam kehidupannya. Pelukan dan sentuhan bagi orang-orang yang kehilangan, tangan yang terulur memberikan bantuan, bahkan doa-doa yang diucapkan dari ruang-ruang gelap harusnya lebih bermakna dan berkuasa dibanding dengan kata-kata yang terucap.
Jika hari ini saudara masih bingung dengan apa yang harus dilakukan dalam dunia yang gelap, maka mari kita lakukan beberapa hal di bawah ini :
1.Teruslah menjadi terang dengan selalu melakukan kejujuran dan tidak kompromi dengan dosa.
2. Nyalakan terangmu dengan menjadi teladan bagi komunitas
3. Jadilah penentu arah untuk semua orang dapat mengenal Kristus.
4. Cahayailah dunia dengan terang sejati dalam hidupmu.
Maka Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12)
Sumber: Jawaban.com
Sabtu, 19 November 2022
Jumat, 18 November 2022
Kamis, 17 November 2022
Rabu, 16 November 2022
Selasa, 15 November 2022
Kemuliaan yang Dinyatakan
Bacaan: KELUARAN 14:1-14
"Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian. (Keluaran 14:4)
Ada yang bilang bahwa mengikuti jalan Tuhan itu akan selalu mudah dan bebas dari hambatan. Bukankah kerap terjadi bahwa justru yang terjadi adalah hal sebaliknya? Contohnya, ketika Tuhan Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk menyeberangi danau dan mendahului-Nya, apa yang terjadi? Angin sakal yang hebat menggoncang perahu mereka dan membuat mereka sangat ketakutan! Apakah kita sedang mengalaminya hari ini? Kita telah belajar taat melakukan perintah Tuhan, tetapi masalah yang menakutkan tetap mendera hidup kita. Adakah maksud Tuhan dalam semuanya ini?
Hal yang sama dialami oleh bangsa Israel saat mereka dalam perjalanan keluar dari Mesir. Tetapi Tuhan memberi perintah kepada Musa untuk membawa bangsa itu berjalan ke arah laut Teberau dan berkemah di tepi pantai. Sementara Tuhan mengeraskan hati Firaun agar mereka mengejar orang-orang Israel. Mengapa Tuhan membawa bangsa itu ke tempat yang buntu? Mengapa Tuhan membiarkan bangsa itu diliputi ketakutan luar biasa saat dilihatnya ribuan tentara Mesir yang siap membinasakan mereka? Dan Tuhan berkata, "Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui bahwa Akulah TUHAN."
Tidak ada yang salah dengan perintah Tuhan. Bagian kita adalah taat, mengikuti perintah itu dan percaya. Bukan hal yang mudah karena kadang ketaatan itu memang dirancang Tuhan untuk menguji hati kita. Dibawa-Nya kita pada jalan buntu dan diliputi ketakutan. Tetapi ada janji Tuhan yang pasti: di jalan buntu itu kita akan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan! --SYS/www.renunganharian.net
SETIAP BADAI MASALAH YANG TERJADI DI SAAT KITA MENGIKUTI TUNTUNAN TUHAN
ADALAH BAGIAN DARI RENCANA-NYA UNTUK MENYATAKAN KEMULIAAN-NYA.
Senin, 14 November 2022
Minggu, 13 November 2022
Sabtu, 12 November 2022
Jumat, 11 November 2022
Kamis, 10 November 2022
Rabu, 09 November 2022
Belajar Mengalah dari Ishak
Bacaan: KEJADIAN 26:12-22
Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: "Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini (Kejadian 26:22)
Dalam relasi kekerabatan, terciptanya hubungan yang baik dan hidup yang rukun menjadi dambaan banyak orang. Namun, dalam kondisi tertentu ketika semua dalam keadaan baik, justru terkadang muncul perselisihan yang jika tidak direspons dengan bijak akan memperburuk keadaan. Inilah yang sempat terjadi antara para gembala Ishak dengan para gembala Gerar, ketika sumur-sumur yang sempat ditutup kembali digali oleh Ishak, lalu ternyata airnya masih berlimpah.
Menarik sekali mencermati respons Ishak ketika para gembala Gerar mencoba menguasai sumur yang mengeluarkan air itu. Kelak daerah itu diberi nama Esek karena terjadi pertengkaran di sana, tetapi Ishak memilih untuk mengalah dan pergi ke tempat lain (ay. 20). Namun, sekali lagi terjadi pertengkaran karena sumur yang Ishak gali. Kembali Ishak mengalah, lalu pergi dan menggali sumur yang lain, di mana kali itu tidak terjadi pertengkaran. Tempat itu lantas dinamai "Rehobot" karena Allah memberi mereka kelonggaran di sana.
Apa yang akan terjadi sekiranya Ishak dan para gembalanya bersikukuh mempertahankan sumur di Esek dan Sitna? Mungkin kelonggaran yang Allah berikan tidak dapat mereka rasakan. Justru ketika mereka mengalah, Allah menyatakan pertolongan dan memberi kelegaan atas mereka. Bagaimana reaksi kita selama ini manakala terjadi pertengkaran atau ketika ada orang mencoba merebut hasil jerih lelah kita? Bersediakah kita mengalah, bukan untuk kalah, melainkan justru karena kita meyakini Allah ada di pihak orang yang bersedia mengalah demi kebaikan. --GHJ/www.renunganharian.net
SEORANG YANG BERHIKMAT MENGERTI KAPAN WAKTUNYA MENGALAH, DENGAN KEYAKINAN BAHWA ALLAH ADA DI PIHAKNYA.
Selasa, 08 November 2022
Senin, 07 November 2022
Minggu, 06 November 2022
Sabtu, 05 November 2022
Jumat, 04 November 2022
Kamis, 03 November 2022
Rabu, 02 November 2022
Selasa, 01 November 2022
Tidak Punya Apa-Apa?
Bacaan: KELUARAN 4:1-5
TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." (Keluaran 4:2)
Seorang pria diajak sepupunya berlibur di luar kota. Di kota itu sepupunya mempunyai sebuah vila yang megah. Pria itu merasa senang, namun kemudian ia menjadi sedih. "Sepupuku punya segalanya, sedangkan aku tidak punya apa-apa, " keluhnya. Saat sudah di rumah, malamnya istri pria itu menyembunyikan bantal dan gulingnya. "Mana bantal dan gulingku?" tanyanya kepada istrinya. "Bantal dan gulingmu?" istrinya mengernyitkan dahi, "Bukankah tadi kau mengatakan kau tidak punya apa-apa?"
Banyak dari kita merasa miskin. Padahal jika diamati, banyak sekali yang kita miliki. Kita merasa demikian karena kerap melihat milik orang lain. Saat apa yang ada pada mereka tidak ada pada kita, segera kita berpikir, "Aku tidak punya apa-apa." Hal serupa dirasakan oleh Musa. Hari itu Tuhan mengutusnya memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Spontan Musa menolak. Musa membayangkan sosok pemimpin itu seperti Firaun, punya kuasa dan wewenang besar. Musa melihat keduanya tidak ada padanya. Jadi Musa merasa panggilan Tuhan itu mustahil. Tuhan bertanya pada Musa, "Apakah yang ada di tanganmu?" Jawab Musa, "Tongkat" (ay. 2). Alasan Tuhan bertanya ialah untuk membuka mata Musa bahwa dirinya bukan tidak punya apa-apa. Pada Musa ada tongkat, dan itu cukup untuk menjalankan misi dari Tuhan.
Mulai hari ini jangan kita mengatakan, "Aku tidak punya apa-apa, " karena itu kebohongan besar. Bukankah kita anak-anak Tuhan. Bukalah mata lebar-lebar, lihatlah dengan saksama betapa banyak berkat Tuhan curahkan dalam kehidupan kita. Alih-alih mengeluh, "Aku tidak punya apa-apa, " mari senantiasa kita mengucap syukur kepada Tuhan! --LIN/www.renunganharian.net
KELIRU JIKA KITA MENGATAKAN TIDAK PUNYA APA-APA KARENA SEBAGAI ANAK-ANAK TUHAN KITA PUNYA SEGALANYA.
Sumber: Renungan Harian