Bertumbuh bersama melalui firman Tuhan dan rasakan pengalaman berjalan bersama Tuhan setiap hari
Senin, 31 Oktober 2022
Minggu, 30 Oktober 2022
Sabtu, 29 Oktober 2022
Jumat, 28 Oktober 2022
Kamis, 27 Oktober 2022
Rabu, 26 Oktober 2022
Selasa, 25 Oktober 2022
Bukan Cara tapi Prinsip
Bacaan: YESAYA 28:23-29
Ia ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan. (Yesaya 28:29b)
Ibu Eri bersaksi bahwa setelah berpuasa 40 hari 40 malam, kanker payudaranya yang sudah stadium 3 sembuh secara ajaib. Ibu Lis yang mendengar kesaksian itu berkata, "Sungguh, inilah jawaban doaku!" Rupanya, Ibu Lis mengalami pergumulan yang sama, yakni menderita kanker payudara stadium 3. Dengan antusias, ia berpuasa 40 hari 40 malam. Namun setelah lewat waktu yang ditetapkan, ia tidak mengalami kesembuhan. Pada akhirnya, Ibu Lis menjadi kecewa kepada Tuhan.
Seperti Ibu Lis, banyak orang menjadi salah paham kepada Tuhan. Melihat seseorang disembuhkan dengan satu cara, mereka beramai-ramai mengadopsi cara yang sama. Begitu pula ketika melihat orang lain mencapai kesuksesan dengan satu cara, tanpa berpikir panjang mereka menerapkan cara yang sama. Bisa ditebak, begitu hasilnya berbeda, mereka menjadi kecewa kepada Tuhan! Mereka lupa bahwa Tuhan adalah Pribadi unik, kreatif dan tak terduga. Jika cara Tuhan selalu sama, bagaimana Dia dapat dikatakan unik dan kreatif? Dan jika cara Tuhan dapat diterapkan pada semua kasus yang sama, bagaimana kita bisa mengatakan bahwa jalan-jalan-Nya sungguh tak terduga? Kebenarannya adalah, cara Tuhan tidak dapat diprediksi sehingga tidak dapat disebut sebagai teori.
Bukan berpatokan kepada cara, kita harus berfokus kepada prinsip. Ketika kita sakit, berpeganglah kepada prinsip bahwa Tuhan adalah Sang Penyembuh! Begitu pula ketika kita dalam kesesakan, berpeganglah kepada prinsip bahwa Tuhan adalah Sang Penyelamat! Bagaimana cara Tuhan menolong, percayakanlah semua kepada hikmat dan kebijaksanaan-Nya. --LIN/www.renunganharian.net
SEKALIPUN CARA KERJA ALLAH BERBEDA-BEDA, HASILNYA SELALU SAMA, YAKNI SEMPURNA DAN MENAKJUBKAN.
Senin, 24 Oktober 2022
Minggu, 23 Oktober 2022
Sabtu, 22 Oktober 2022
Jumat, 21 Oktober 2022
Kamis, 20 Oktober 2022
Rabu, 19 Oktober 2022
Selasa, 18 Oktober 2022
Senin, 17 Oktober 2022
Minggu, 16 Oktober 2022
Resep Bahagia
Bacaan: AMSAL 11:24-31
Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. (Amsal 11:25)
Sepulang melakukan kunjungan dan pelayanan sosial ke sebuah lembaga pemasyarakatan, salah seorang pemuda berkata, "Tadinya saya berpikir bahwa tujuan saya dan teman-teman berkunjung ke sana ialah untuk menguatkan para warga binaan, menolong dan melayani serta berbagi berkat kepada mereka melalui bantuan sosial serta kehadiran kami. Ternyata setelah di sana, justru sayalah yang merasa sangat diberkati melalui keramahan dan pelayanan mereka, juga dengan menyaksikan semangat dan ketulusan mereka saat mengikuti kebaktian. Sayalah yang justru dikuatkan dan diteguhkan untuk terus bertekun melayani Tuhan." Ia pun berjanji akan lebih sering terlibat dalam pelayanan ini.
Umumnya kita senang menerima sesuatu dari orang lain, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga hal-hal lain seperti pujian, perhatian, juga pelayanan yang baik. Namun ada sisi lain yang juga perlu kita lakukan jika ingin berbahagia, yakni dengan memberi. Menunjukkan kemurahan hati dan berbagai tindakan kebajikan. Serta berbagi berkat kepada orang-orang yang memerlukannya. Pemberian kita yang kecil dapat membuat seseorang tersenyum. Memberi semangat dan pengharapan kepada orang-orang yang lemah dan nyaris putus asa. Menjadi jawaban bagi doa-doa orang lain.
Ini selaras dengan pengajaran Tuhan Yesus yang mengatakan bahwa: Lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kis 20:35). Ketika kita dengan rela berbagi berkat kepada orang lain, bukan hanya secara materi, tetapi juga dalam rupa-rupa kebaikan, maka kita sendiri akan mengalami kebenaran ini. Itulah resep hidup berbahagia. --HT/www.renunganharian.net
ORANG YANG MEMBAGIKAN BERKATNYA KEPADA ORANG LAIN TIDAK AKAN KEKURANGAN SESUATU YANG BAIK, MALAHAN IA SEDANG MELIPATGANDAKANNYA.
Sabtu, 15 Oktober 2022
Lepaskan Manusia Lama dan Siap Berproses
Kolose 3: 9-10 “Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.”
Saya sangat senang mendapatkan barang-barang yang baru, apalagi barang itu memang saya butuhkan. Misalnya handphone, laptop, rumah, dan mobil. Jika saya diberi barang-barang tersebut, saya senang sekali dan antusias.
Menjadi ciptaan baru tentunya juga anugerah terbesar dalam hidup kita. Tetapi menjadi manusia baru, memerlukan kerja keras, waktu yang lama, perjuangan yang tidak mudah, dan seringkali prosesnya tidak selalu enak. Sebagai ciptaan yang baru, kita diperintahkan untuk meninggalkan manusia lama dan terus menerus diperbarui.
Nah proses pembaruan ini seringkali tidak mudah, kita harus mau berproses terus-menerus sampai menjadi serupa dengan Kristus. Sama seperti antivirus yang ada di perangkat laptop kita yang harus diperbarui atau update setiap bulannya. Dengan begitu, dia bisa menghalau virus-virus baru yang bisa menyerang laptop kita. Jika sekali saja kita lupa untuk meng-update antivirus kita, maka laptop kita akan mudah diserang virus-virus baru, dan lama kelamaan akan merusak laptop kita.
Begitu juga hidup kita. Menjadi manusia baru dan berproses, artinya tidak mungkin hidup kita akan sama saja setiap hari. Akan selalu ada manusia lama kita yang harus dikikis, dilepaskan, dan diubah. Mungkin awalnya kita mudah kecewa dengan keadaan, tapi ketika menjadi manusia baru, Roh Kudus akan memberikan kita hikmat, menuntun hidup kita, dan menolong kita untuk bisa menerima keadaan ini dan belajar bahwa mungkin ada maksud baik dibalik kekecewaan ini.
Mungkin dulu demi mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain, akhirnya berbohong. Tapi setelah kita mengenakan manusia baru, kita justru merasa tidak damai sejahtera saat berbohong kepada orang lain. Roh Kudus akan terus menegur kita sampai akhirnya kita mengetahui bahwa hal itu salah, mengakuinya, dan tidak mengulanginya lagi.
Marilah kita menikmati semua proses yang Tuhan berikan, sehingga setiap harinya kita mengalami pembaruan, dan hidup semakin serupa Kristus.
Sumber: Jawaban.com
Jumat, 14 Oktober 2022
Kamis, 13 Oktober 2022
Rabu, 12 Oktober 2022
Selasa, 11 Oktober 2022
Misteri Ukuran Koin
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 21:1-16
Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar ... berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan. (1 Raja-raja 21:4)
Seorang pemuda mengeluhkan beratnya permasalahan yang dihadapinya. Ayahnya mengambil koin dan memintanya memegang koin itu dengan tangan terentang ke depan. "Bagaimana ukurannya?" tanya ayahnya. "Kecil sekali ayah, " jawabnya. "Sekarang dekatkan ke matamu. Bagaimana ukurannya?" tanya beliau lagi. "Semakin mendekat, koin ini tampak semakin besar, " jawabnya. "Seperti itulah sebuah masalah, anakku!" kata ayahnya, "Apabila kau terus-menerus memusatkan perhatianmu kepadanya, ia akan tampak semakin besar, bahkan menguasai hidupmu."
Begitu negosiasinya mengenai kebun anggur milik Nabot tidak disetujui, Ahab menjadi uring-uringan. Ia lalu membaringkan dirinya di tempat tidur, menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan. Kita mungkin berpikir betapa sepelenya masalah Ahab. Dibanding seluruh harta kekayaan miliknya yang adalah seorang raja, sebuah kebun anggur tentu tidak ada artinya. Masalahnya adalah cara pandang Ahab. Ketimbang merentangkan tangannya, Ahab memilih mendekatkan tangan berisi koin keinginan itu ke matanya. Alhasil, keinginannya membesar menguasai dirinya, sehingga ia membiarkan Izebel, istrinya yang licik itu, melakukan tindakan keji terhadap Nabot.
Tidak ada di dunia ini kehidupan tanpa masalah. Namun, tidak ada pula kehidupan yang hanya berisikan masalah. Merana atau bahagia, semua itu tergantung bagaimana kita memperlakukan koin-koin pemasalahan di tangan kita. Akankah kita mendekatkan koin-koin itu kemudian membiarkannya menguasai kehidupan kita, ataukah kita merentangkan tangan supaya Tuhan bisa mengambil alih? Pilihan ada di tangan kita. --LIN/www.renunganharian.net
KETIKA MATA KITA TERTUJU KEPADA ALLAH, MAKA TIDAK ADA LAGI RUANG BAGI KOIN-KOIN PERMASALAHAN UNTUK MENGUASAI KEHIDUPAN KITA.
Senin, 10 Oktober 2022
Minggu, 09 Oktober 2022
Sabtu, 08 Oktober 2022
Rendah Hati dan Lemah
Bacaan: ZEFANYA 3:9-20
"Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama TUHAN." (Zefanya 3:12)
Kita kerap mendengar nasihat untuk selalu berpikir positif, percaya pada kemampuan diri sendiri, dan dilarang menyerah agar kita mampu bangkit dari keterpurukan. Kemudian kita diminta untuk terus giat dan melakukan segala upaya agar hidup kita mengalami perubahan. Kita terus didorong untuk tidak menjadi pribadi yang lemah dan selalu optimis. Dunia mengajarkan bahwa orang-orang yang kuatlah yang akan menang.
Namun Nabi Zefanya menyampaikan apa yang seharusnya dilakukan umat Tuhan agar mereka terbebas dari keterpurukan yang terjadi. Sungguh menarik ketika memahami bahwa Tuhan justru tidak memulihkan kehidupan umat yang merasa dirinya kuat, berhikmat, atau mampu membangun kejayaannya sendiri. Tuhan justru memulihkan umat yang rendah hati dan lemah. Zefanya berkata bahwa mereka adalah "sisa" artinya bagian kecil dari Israel (ay. 13), tidak banyak dari umat Tuhan yang rendah hati untuk mengakui bahwa dirinya lemah. Mereka benar-benar mengandalkan Tuhan sehingga mereka pun dipulihkan. Tuhan bergirang melihat kerendahan hati mereka dan Tuhan membuat mereka umat yang ternama dan terpuji di antara segala bangsa (ay. 20).
Seorang yang rendah hati dan merasa diri lemah bukanlah orang yang mengasihani diri sendiri. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang mengakui bahwa tanpa Tuhan mereka tidak akan mampu berbuat apa-apa. Karena merasa lemah, mereka selalu mencari pertolongan Tuhan. Tuhan berkenan dengan kerendahan hati dan membangkitkan mereka dari keterpurukannya. Tetapi orang-orang yang angkuh, direndahkan-Nya. --Hagai/www.renunganharian.net
SAAT KITA BERADA DALAM KETERPURUKAN, KITA DAPAT MEMILIH: TETAP MERASA DIRI KUAT ATAU MERASA DIRI LEMAH DAN MENCARI PERTOLONGAN TUHAN.
Jumat, 07 Oktober 2022
Kamis, 06 Oktober 2022
Rabu, 05 Oktober 2022
Percaya pada Sang Pemegang Kendali Kehidupan
Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Sebuah lagu dengan lirik ‘tak ku tau kan hari esok…’, bagi saya adalah lagu dengan lirik yang mendalam. Jangankan untuk satu hari kedepan, bahkan satu detik ke depan saja tidak ada yang bisa memastikan. Banyak hal yang bisa terjadi. Tapi yang pasti kemungkinannya ada tiga, bisa saja kejadiannya menyenangkan, biasa saja, atau kejadian di luar dugaan yang tidak menyenangkan kita.
Mungkin pada satu detik sebelumnya, seseorang mengendarai motor dengan nyaman. Namun di detik lainnya, ada motor lain yang menyenggol orang tersebut hingga jatuh. Di lain tempat ada yang saat itu sedang sehat-sehat saja. Namun di detik berikutnya dia dipanggil ke rumah Bapa. Ada yang saat itu belum mendapat pekerjaan, namun beberapa detik berikutnya mendapat kabar bahwa dia diterima di kantor lain yang sudah dia lamar.
Banyak hal yang bisa terjadi dalam 1 detik kedepan, tetapi kita tidak tahu situasi apa yang akan terjadi.
Keadaan ini membuat kita membutuhkan Sang Pemegang Kendali yang kita percaya mampu merenda kehidupan kita dengan indah. Kita bersyukur karena sudah dipilih oleh Allah, untuk menjalani kehidupan kedepannya dengan penuh harapan. Kita percaya rancangan Tuhan pasti rancangan yang indah. Masalahnya kita sangat mudah melupakan point ini.
Saya percaya karya Tuhan dalam hidup kita sangatlah banyak dan tidak terhitung. Dari kita kecil sampai saat ini, banyak hal yang sudah Tuhan berikan lewat kehidupan yang sehat, pekerjaan yang baik, keluarga yang menyenangkan, kesembuhan dari berbagai penyakit, atau harapan-harapan yang diinginkan dan sudah dijawab oleh Tuhan.
Dari banyaknya berkat Tuhan ini, seringkali kita lupa saat hal buruk datang. Di detik sebelumnya, kita sedang mengagungkan Tuhan karena perbuatan-Nya yang ajaib, tetapi ketika masalah atau situasi yang tidak menyenangkan datang, di detik berikutnya kita langsung menyalahkan Tuhan. Berpikir Tuhan sangat kejam.
Nah sahabat, apapun yang kita rasakan hari ini, mari kita percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pemegang Kendali dalam hidup kita. Walaupun saat ini, kita sama sekali tidak mengerti mengapa Tuhan izinkan hal ini terjadi, tetapi kedepannya kita pasti melihat pelangi yang indah, rancangan yang penuh harapan, dan jawaban-jawaban yang memuaskan dari pertanyaan kita sebelumnya. Pada akhirnya kita bisa melihat kembali keajaiban Tuhan, kehebatan Tuhan, dan keagungan Tuhan dalam merencanakan kehidupan kita di dalam tangan-Nya.
Sumber: Jawaban.com
Selasa, 04 Oktober 2022
Rencana Jahat yang Ketahuan
Bacaan: ESTER 2:19-23
Tetapi perkara itu dapat diketahui oleh Mordekhai, lalu diberitahukannyalah kepada Ester, sang ratu, dan Ester mempersembahkannya kepada raja atas nama Mordekhai. (Ester 2:22)
Pernahkah Anda sedang asyik membicarakan seseorang, lantas orang yang sedang Anda bicarakan ternyata mendengar isi pembicaraan tersebut? Situasi yang masih bisa diterima jika isi pembicaraan terkait hal yang positif. Namun, jika isi pembicaraan adalah keburukan orang tersebut, terlebih fitnah, sangat mungkin akan timbul kemarahan dari orang yang dibicarakan. Saya pernah mengalaminya. Peristiwa kecil yang membuat saya lebih berhati-hati jika hendak membicarakan orang lain, bahkan sedapat mungkin saya hindari.
Hari itu, pembicaraan dua orang penjaga pintu terdengar oleh Mordekhai yang sedang duduk di pintu gerbang istana raja. Kedua penjaga itu mungkin tak menyangka bahwa pembicaraan rahasia mereka yang termasuk rencana jahat, didengar oleh Mordekhai, sosok yang dekat dengan Ratu Ester. Rencana jahat itu pun terbongkar setelah pihak istana menyelidiki, lalu kedua orang tadi menerima hukuman mati. Sementara, jasa Mordekhai ditulis dalam kitab sejarah, karena ia telah melakukan tindakan penting yang menyelamatkan nyawa Raja Ahasyweros.
Pesan apakah yang dapat kita pelajari dari kisah Mordekhai tadi? Pertama, jangan pernah membahas rencana jahat karena kalau Tuhan tidak berkenan, Ia dapat membuat orang lain mengetahui rencana itu, yang mendatangkan masalah bagi kita. Kedua, jadilah berani saat mendengar ada rencana jahat dengan melaporkannya pada orang yang tepat. Meskipun hal itu mungkin akan berisiko, tetapi kita melakukan hal yang benar dan mungkin dapat menyelamatkan nyawa orang lain. --Obaja/www.renunganharian.net
ALLAH TAK PERNAH BERKENAN DENGAN RENCANA JAHAT,
YANG DAPAT DIA BUKA DALAM SEKEJAP MATA.