Bertumbuh bersama melalui firman Tuhan dan rasakan pengalaman berjalan bersama Tuhan setiap hari
Kamis, 30 Juni 2022
Rabu, 29 Juni 2022
Selasa, 28 Juni 2022
Senin, 27 Juni 2022
Minggu, 26 Juni 2022
Sabtu, 25 Juni 2022
Mengenyahkan Suara Penipuan
Bacaan: KEJADIAN 3:1-19
Jadi, iman timbul dari apa yang didengar, dan apa yang didengar itu berasal dari pemberitaan tentang Kristus. (Roma 10:17)
Seorang anak kecil menangis. "Aku bodoh, " katanya sambil menggenggam kertas hasil ujian Matematikanya yang mendapat nilai 20. Sang ibu kemudian menghampirinya dan sambil mengelus rambut anaknya beliau berkata, "Itu tidak benar. Kamu anak yang pandai. Hanya saja, kamu perlu lebih rajin belajar."
Di kehidupan ini, kita pun kerap mendengar suara-suara melemahkan seperti: "Kau bodoh, kau tidak berguna atau kau tidak punya masa depan." Suara-suara demikian dinamakan suara penipuan. Suara penipuan adalah suara selain firman Tuhan yang bertujuan menggantikan kebenaran dengan kebohongan. Suara penipuan berasal dari Iblis. Di taman Edenlah suara itu pertama diperdengarkan. Dalam wujud ular, Iblis menyuarakan penipuan kepada Hawa dengan mengatakan apabila ia memakan buah pohon di tengah-tengah taman, ia tidak mati, melainkan menjadi seperti Allah, tahu membedakan yang baik dan yang jahat. Begitu Hawa mengikuti suara si penipu, ia seketika terdorong jatuh ke dalam dosa.
Satu-satunya cara untuk mengenyahkan suara-suara penipuan adalah dengan membenamkan diri ke dalam suara firman. Sebagai contoh, ketika Iblis menyuarakan betapa berdosanya diri kita, kita menangkisnya dengan mengatakan bahwa oleh pengorbanan Kristus kita diampuni dan diterima kembali (Rm 8:1-2). Begitu pula ketika Iblis menyuarakan kalau masa depan kita bakal suram, kita dapat mengatakan bahwa di dalam Tuhan selalu ada hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11). Firman Tuhan adalah satu-satunya standar kebenaran yang teruji. Jadi, mulai hari ini, jangan mau ditipu dan dibodoh-bodohi lagi! --LIN/www.renunganharian.net
SETIAP KALI IBLIS MEMBISIKKAN SUARA-SUARA PENIPUAN KE TELINGA KITA, TERIAKKAN KEPADANYA KEBENARAN FIRMAN TUHAN!
Jumat, 24 Juni 2022
Kamis, 23 Juni 2022
KELAPARAN ROHANI
Bacaan: Mazmur 119:169-176
NATS: Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku (Mazmur 119:103)
Kebanyakan dari kita hidup di negara-negara yang berlimpah dengan makanan dan penduduknya tidak kelaparan. Karena itu, kita tidak pernah tahu tentang gejala-gejala kelaparan. Pada mulanya, para korban tak pernah puas untuk mengharapkan makanan. Namun, dengan berlalunya waktu, tubuh menjadi lemah, pikiran menjadi tumpul, dan keinginan akan sesuatu yang dapat dimakan pun berkurang. Itulah kenyataannya, orang yang kelaparan akan mencapai titik puncak, yakni ketika mereka bahkan tidak menginginkan makanan yang diletakkan di depan mereka.
Kelaparan rohani juga seperti itu. Jika setiap hari kita memakan Firman Allah, maka secara alami kita akan merasa "lapar" bila kita tidak bersaat teduh. Namun, bila kita terus mengabaikannya, kita dapat kehilangan keinginan untuk mempelajari Kitab Suci. Dan, kita membuat diri kita sendiri kelaparan.
Berapa lama Anda meluangkan waktu untuk membaca Alkitab dan merenungkan kebenaran-kebenarannya? Apakah Anda merasa kehilangan Firman Allah tatkala Anda mengabaikannya? Thomas Guthrie menulis, "Jika Anda lebih mencintai suatu kesenangan lebih daripada doa-doa Anda, sebuah buku lebih daripada Alkitab, seseorang lebih daripada Kristus, atau suatu kegemaran lebih daripada pengharapan akan surga--waspadalah."
Jika Anda kehilangan nafsu untuk memakan "roti kehidupan," akuilah kelalaian Anda dan mintalah Allah untuk membangkitkan kembali selera Anda akan Firman Allah. Hindarilah kelaparan rohani! [RWD]
ALKITAB YANG SERING DIBACA
ADALAH PERTANDA JIWA YANG TIDAK KELAPARAN
Sumber: Renungan Harian
Rabu, 22 Juni 2022
Selasa, 21 Juni 2022
Senin, 20 Juni 2022
Minggu, 19 Juni 2022
Sabtu, 18 Juni 2022
Bukan Basa-basi
Bacaan: ROMA 12:9-21
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. (Roma 12:9)
Ketika saya dan istri menjalani isolasi mandiri di rumah setelah terinfeksi Covid-19, kami memiliki ruang gerak yang sangat terbatas. Tetapi kami hampir tidak mengalami kesulitan sama sekali dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang biasanya harus dibeli di pasar. Orang-orang yang dekat dengan kami, yakni anggota-anggota jemaat dan sahabat serta kerabat dengan antusias menawarkan diri untuk menolong kami. "Saya sedang di pusat perbelanjaan. Barang apa yang perlu saya belikan?" tanya seorang ibu. "Kami mau bawakan apa untuk sarapan?" tanya keluarga lain di suatu pagi. "Kami bersedia mengasuh dan merawat anak-anak kalian sampai kalian pulih, " keluarga lain menawarkan. "Jangan segan-segan memberitahu jika butuh sesuatu, " tegas beberapa orang. Selama ini kami tahu bahwa mereka mengasihi kami. Namun pengalaman inilah salah satunya yang membuktikan bahwa kasih mereka bukan basa-basi.
Pengalaman ini juga yang kemudian semakin mendorong saya untuk menegaskan kepada orang-orang yang kami layani, "Jangan segan mengabari kami jika ada yang bisa kami bantu. Ini bukan basa-basi. Kami serius!" ujar saya. Dan itulah yang berusaha kami lakukan ketika ada orang-orang yang memerlukan pertolongan, khususnya bagi mereka yang menjalani isolasi Covid.
Rasul Paulus menasihatkan jemaat di Roma agar tidak berpura-pura dalam mengamalkan kasih. Bukan hanya manis di mulut. Tetapi dengan tulus. Tidak munafik. Tidak ada tipuan di dalamnya. Riil. Apa adanya. Begitulah kasih Allah kepada kita. Dan itulah yang Dia kehendaki untuk kita kerjakan senantiasa. --HT/www.renunganharian.net
MEMANG, MENGASIHI ITU ADALAH KATA KERJA!
Jumat, 17 Juni 2022
Kamis, 16 Juni 2022
Rabu, 15 Juni 2022
Selasa, 14 Juni 2022
Senin, 13 Juni 2022
Minggu, 12 Juni 2022
Sabtu, 11 Juni 2022
Berkat
Bacaan: BILANGAN 6:22-27
"TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau." (Bilangan 6:24)
Dalam sehari, berapa kali kita menggunakan kata "berkat"? Saat berdoa, kita meminta agar Tuhan memberkati kita, serta memberkati orang-orang yang kita kasihi. Kita berdoa agar Dia memberkati usaha kita. Saat berkomunikasi, baik secara lisan maupun pesan elektronik, banyak orang mengakhirinya dengan berkata, "Tuhan memberkati" atau disingkat GBU (God Bless You). Namun, apa konsep pemahaman kita mengenai berkat?
Banyak orang dengan mudahnya menghubungkan kata "berkat" dengan materi, yakni harta benda dan kekayaan, juga kesehatan fisik, memiliki keturunan yang banyak, panjang umur, serta kesuksesan usaha. Ini tidak sepenuhnya salah. Namun dalam Alkitab, berkat adalah segala sesuatu yang Allah berikan kepada anak-anak-Nya. Jadi berkat itu juga berupa perlindungan dan perkenanan Tuhan atas kita. Juga damai sejahtera dan sukacita yang kita alami karena mengenal dan menaati Dia. Pengampunan dosa dan keselamatan di dalam Kristus bahkan menjadi berkat terbesar yang Allah berikan bagi kita.
Allah adalah sumber segala berkat. Dialah sumber setiap pemberian yang baik serta setiap anugerah yang sempurna (Yak 1:17). Allah ingin agar bangsa Israel memahami hal ini, sehingga para imam diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umat-Nya. Dan tentunya, Allah juga ingin kita mengetahui ini. Bahwa hanya Dialah yang berkuasa memberkati kita. Karena itu, janganlah kita hanya berfokus kepada berkat, tetapi bersyukur dan memuliakan Sang Pemberi Berkat. Sepatutnya jugalah kita mempergunakan setiap berkat tersebut sesuai dengan kehendak Allah, Sang Sumber Berkat. --HT/www.renunganharian.net
KEPADA ALLAH YANG MEMBERI KITA SEGALA BERKAT SEPANTASNYALAH KITA UCAPKAN SYUKUR DENGAN PUJIAN DAN SEGALA HORMAT.
Jumat, 10 Juni 2022
Kamis, 09 Juni 2022
Rabu, 08 Juni 2022
Selasa, 07 Juni 2022
"TULISAN TANGAN" ALLAH
Bacaan: Mazmur 119:121-128
NATS: Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintahMu lebih daripada emas, bahkan daripada emas tua (Mazmur 119:127)
Seorang siswa sekolah musik di London bernama Richard Steel, mendapat hadiah sebuah biola tua yang pernah dimiliki oleh kakeknya. Suatu hari Richard menghampiri dan mencoba membantu sopir bus yang sedang mengatasi rintangan yang menyebabkan mobilnya tidak dapat menepi ke pinggir jalan. Setelah meletakkan biola tuanya di tepi jalan, ia turut menggeser rintangan itu. Namun kemudian sopir itu, tanpa melihat buku-buku dan biola Richard, menjalankan bus sehingga menggilas barang-barang itu.
Buku yang tergilas masih dapat diperbaiki lagi. Namun, bagaimana dengan biola tua yang sangat berharga itu?
Setelah memperhatikan bagian-bagian yang remuk, di dalamnya Richard menemukan tanda tangan Stradivarius, pembuat biola yang termasyur itu. Biola tua itu kini tidak berharga lagi dan tidak dapat dibentuk kembali seperti semula. Pusat pelelangan Sotheby memperkirakan benda tersebut berharga lebih dari 1,5 milyar rupiah.
Banyak keluarga Kristen mewariskan Alkitab dari satu generasi ke generasi berikutnya sebagai pusaka rohani. Namun harta benda ini seringkali hanya sebagai barang antik, sampai halaman-halamannya tak terbaca dan janji-janji yang terdapat di dalamnya hanyalah tinggal janji belaka. Kabar baik tentang keselamatan yang diwartakannya terabaikan. Nilai-nilai sejati di dalamnya tak pernah terwujud.
Alkitab lebih dari sekadar catatan peristiwa lama dan kebijaksanaan kuno. Ia adalah Buku yang memuat "tulisan tangan" Allah. Ia berisi kabar baik dan anugerah dari Allah untuk kita. Janganlah menyia-nyiakan. Namun sebaliknya, bacalah, percayalah, dan taatilah -- VCG
BANYAK ORANG MENYIMPAN ALKITAB DI ALMARI BUKAN DI DALAM HATINYA
Sumber: Renungan Harian